"Pemerintah Kota Bengkulu menginginkan Program Merdeka Stunting bisa berjalan maksimal, untuk itu saya harapkan semua RT dapat menjalankan tugasnya agar target pada akhir tahun ini stunting Bengkulu menjadi sembilan persen bisa terealisasi," kata Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi di Bengkulu, Selasa.
Saat ini, katanya, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPA) Kota Bengkulu terus berupaya melakukan penanganan stunting, termasuk melakukan deteksi dini tiga bulan sebelum menikah bagi calon pengantin serta mengaktifkan posyandu dengan melakukan penimbangan balita menggunakan timbangan digital agar hasil pengukuran lebih akurat.
Baca juga: Pernikahan dini penyebab tingginya stunting
Baca juga: Audit stunting di Rejang Lebong untuk pengentasan kasus
Selain itu, tim pendamping keluarga (TPK) dan pihak terkait mendatangi masyarakat untuk memastikan jumlah anak yang mengalami stunting.
"Pemkot Bengkulu memiliki Program Merdeka Stunting. Para TPK dan lurah untuk turun ke lapangan, mencari apakah ada anak stunting di kawasannya. Ini dilakukan dengan cara 'door to door' (dari rumah ke rumah). Bicara soal stunting juga, untuk menanganinya tidak bisa hanya bicara dari hilirisasi, tapi dari hulunya juga," katanya.
Pemerintah Kota Bengkulu, kata dia, juga menjalankan delapan aksi konvergensi dalam menurunkan angka stunting di wilayah tersebut agar target penanganan stunting pada akhir 2023 mencapai sembilan persen.
Sebanyak delapan aksi konvergensi, yaitu analisa situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan wali kota tentang peran kota, kader pembangunan manusia, manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta meninjau ulang kinerja tahunan.
"Karena penanganan stunting ini akan dilakukan secara bertahap, semua, kelurahan, kecamatan, harus di tangani, dan harus didata masyarakat yang terdampak dan juga memberikan edukasi kepada yang ada kaitannya dengan stunting yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita," ujar dia.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News