Bengkulu,  (Antara) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kota Bengkulu Syaiful Yusuf mengatakan hasil padi di daerah itu kurang maksimal diakibatkan keterlambatan pendistribusian pupuk.

"Kurang maksimalnya hasil padi disebabkan oleh keterlambatan pendistribusisan pupuk, dan kadang-kadang pupuk ini hilang di pasaran," kata dia di Bengkulu, Sabtu.

Menurut dia pupuk sangat mempengaruhi kuantitas hasil pertanian, sehingga hasil panen tidak mencapai target jika distribusi pupuk mengalami keterlambatan.

"Masa pemupukan itu harus tepat, kalau terlambat pupuk tidak akan bermanfaat lagi untuk memacu tanaman agar menghasilkan butir padi yang lebih banyak," kata dia.

Menurut dia, pengaruh keterlambatan pemupukan bisa menurunkan hasil panen hingga 20 persen dari jumlah yang ditargetkan.

"Perkiraan kita satu kali panen di Kota Bengkulu dapat menghasilkan gabah kering sebanyak 1.000 ton . Tetapi kalau terlambat pada masa pemupukan, penurunannya sangat signifikan, bisa mencapai 200 ton kita kehilangan gabah kering," katanya.

Lebih lanjut, menurut dia, untuk satu hektare sawah dapat menghasilkan empat sampai enam ton gabah kering setiap kali panen.

Dan lahan pertanian untuk peruntukan sawah di Kota Bengkulu, kata dia, luasnya mencapai 2.000 hektare.

Dia berharap pemerintah dapat menanggulangi permasalahan pendistribusian pupuk kepada petani agar hasil gabah pertanian dapat sesuai target.

"Seharusnya dengan pertanian kita saat ini, dapat menutupi kebutuhan beras untuk Kota Bengkulu, bahkan kita harapkan selain memenuhi kebutuhan lokal, kita juga dapat menjual ke daerah lain," kata dia.

Selain permasalahan keterlambatan distribusi pupuk, penurunan hasil produksi gabah, kata dia, juga disebabkan oleh karena alih fungsi lahan.

"Sekarang masyarakat banyak yang berpindah ke sawit, jadi sawah mereka tidak lagi ditanami padi tetapi sawit, selain mengurangi luas lahan yang bisa ditanami padi, lahan sawit itu juga mempengaruhi sawah-sawah di sekitarnya, sehingga hasilnya tidak maksimal. Walaupun kita memiliki 2.000 hektare lahan yang dijadikan sawah, tetapi tidak seluruh lahan tersebut produktif," kata dia.

*

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013