Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Kepala Badan Musayawarah Adat Kota Bengkulu HS Efendi mengatakan pembangunan gedung Fatmawati Balai Agung Adat Bengkulu yang akan diresmikan pada 15 Maret 2012 tidak mencerminkan ciri khas rumah adat daerah itu.

"Gedung Fatmawati Balai Agung Adat itu tidak mencerminkan ciri khas daerah ini karena tidak dilengkapi dengan ornamen-ornamen khas seperti pada bangunan rumah adat di rumah dinas gubernur sehingga terkesan seperti gedung biasa," katanya saat hearing dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bengkulu, Jumat.

Selain itu, ia juga menyampaikan keluhan terkait perubahan nama gedung dari Balai Adat Kota Bengkulu menjadi gedung Fatmawati Balai Agung Adat Bengkulu.

Padahal sebelum gedung dibangun pada Maret 2008 mereka sudah meminta agar gedung yang akan dibangun harus mempunyai nama, ciri dan karakteristik khas Bengkulu serta bermanfaat bagi banyak orang.

"Bukan kami tidak menyetujui adanya penambahan nama Fatmawati tapi hendaknya disesuaikan  dengan daerah ini, kami mau penjelasan mengapa nama gedung tersebut seperti itu sebab jika mau memakai nama tersebut pihak keluarga Fatmawati harus mengetahuinya," katanya.

Ia juga menyampaikan, keluhan mengenai maraknya warga yang tertangkap basah berbuat asusila sehingga terkena denda adat,kasus video porno, pencurian kendaraan bermotor, narkoba hingga kasus pemerkosaan di Kota Bengkulu.

"Banyaknya kejadian berkaitan dengan rendahnya moral seseorang tersebut tentunya harus dicari penyebabnya, menurut kami hal itu karena pemerintah daerah ini masih kurang memberikan pembinaan iman dan taqwa kepada warga, dan tidak adanya wadah untuk meyalurkan "urat geli" mereka," katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Bengkulu Irman Sawiran sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ketua BMA Kota Bengkulu.

Pembangunan gedung balai adat tersebut dikhususkan untuk kota, bukan provinsi sehingga namanya juga harus disesuaikan dengan kota.

"Sampai saat ini saya juga tidak mengetahui kalau namanya telah diganti karena berdasarkan peraturan daerah nomor 29 tahun 2003 namanya masih gedung balai adat," katanya.

Gedung Fatmawati Balai Agung Adat tersebut agar mencerminkan ciri khas daerah itu ia akan meminta kepada pemerintah daerah mengarahkan penggunaan dana Rp1 miliar yang telah dianggarkan untuk membuat ornamen-ornamen berciri khas Bengkulu. (mhe)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012