Bengkulu (Antara) - Manajemen RSUD M Yunus Bengkulu berkomitmen melunasi utang sebesar Rp11,2 miliar pada 2014.
"Utang yang ada segera kami lunasi, tinggal Rp11,2 miliar dari sebelumnya mencapai Rp21 miliar," kata Direktur RSUD M Yunus, Daisy Novira di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan saat ini prioritas manajemen rumah sakit itu adalah perbaikan pelayanan dan tata tata kelola keuangan.
Utang yang mencapai miliaran tersebut menurutnya adalah "warisan" dari manajemen lama dan pihaknya segera membereskan dengan melakukan pembayaran.
Sebagian merupakan sisa pembayaran obat-obatan dan alat kesehatan yang menjadi kebutuhan rumah sakit yang belum dilunasi kepada pihak kedua.
"Kami targetkan tahun depan seluruh utang rumah sakit akan lunas dan mengupayakan keuangan rumah sakit sehat," katanya.
RSUD M Yunus yang sudah berusia 16 tahun merupakan rumah sakit pertama yang sudah menerapkan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Saat ini kata dia, RSUD M Yunus sudah melunasi utang sebesar Rp9,8 miliar dan sisanya Rp11,2 miliar segera dilunasi.
"Akan dicicil dengan hasil operasional dan pengelolaan rumah sakit," tambahnya.
Ia memastikan, utang RSUD tersebut tidak akan memberatkan APBD untuk melunasinya.
Dalam beberapa bulan terakhir, katanya, rumah sakit itu sudah menunjukkan tren positif dalam hal pendapatan dan pengelolaannya mulai membaik.
Pendapatan kotor saat ini Rp5,5 miliar setip bulannya, yang sebagian besar digunakan untuk biaya operasional.
"Kami juga menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu untuk mewujudkan pengendalian internal," katanya.
Dengan kerja sama tersebut diharapkan terwujud pengelolaan rumah sakit yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Utang yang ada segera kami lunasi, tinggal Rp11,2 miliar dari sebelumnya mencapai Rp21 miliar," kata Direktur RSUD M Yunus, Daisy Novira di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan saat ini prioritas manajemen rumah sakit itu adalah perbaikan pelayanan dan tata tata kelola keuangan.
Utang yang mencapai miliaran tersebut menurutnya adalah "warisan" dari manajemen lama dan pihaknya segera membereskan dengan melakukan pembayaran.
Sebagian merupakan sisa pembayaran obat-obatan dan alat kesehatan yang menjadi kebutuhan rumah sakit yang belum dilunasi kepada pihak kedua.
"Kami targetkan tahun depan seluruh utang rumah sakit akan lunas dan mengupayakan keuangan rumah sakit sehat," katanya.
RSUD M Yunus yang sudah berusia 16 tahun merupakan rumah sakit pertama yang sudah menerapkan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Saat ini kata dia, RSUD M Yunus sudah melunasi utang sebesar Rp9,8 miliar dan sisanya Rp11,2 miliar segera dilunasi.
"Akan dicicil dengan hasil operasional dan pengelolaan rumah sakit," tambahnya.
Ia memastikan, utang RSUD tersebut tidak akan memberatkan APBD untuk melunasinya.
Dalam beberapa bulan terakhir, katanya, rumah sakit itu sudah menunjukkan tren positif dalam hal pendapatan dan pengelolaannya mulai membaik.
Pendapatan kotor saat ini Rp5,5 miliar setip bulannya, yang sebagian besar digunakan untuk biaya operasional.
"Kami juga menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu untuk mewujudkan pengendalian internal," katanya.
Dengan kerja sama tersebut diharapkan terwujud pengelolaan rumah sakit yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013