Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pembentukan karakter bangsa lebih diutamakan melalui dunia pendidikan untuk menempah jati diri anak sejak usia dini, sehingga mandiri dan memiliki prilaku sopan santun tinggi.

"Sekarang karakter bangsa sudah di kesampingkan dan mulai kabur pada kalangan anak muda, sehingga citra bangsa dalam menghormati guru dan orang tua mulai remang-remang," kata Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Bengkulu Yasarlin, Kamis.

Ia mengatakan, karakter bangsa bukan mata pelajaran pokok dalam dunia pendidikan, tapi manfaatnya lebih tinggi dalam pergaulan dan bisa mempertahankan citra bangsa ke depan.

Pendidikan karakter bangsa itu akan dimulai dari perilaku guru di sekolah dan kenyamanan ruang sekolah, sehingga murid belajar akan betah dan nyaman mulai dari cara berpakaian, kebersihan hingga menghormati orang tua.

Ada empat pola yang diperlukan untuk mempertahankan karakter bangsa yaitu mengolah otak agar anak cerdas dalam menterjemahkan pelajaran yang diberikan sang guru.

Selain itu, mengolah hati supaya beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengolah rasa supaya bisa seseorang anak memiliki perasaan dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan mengolah raga agar jiwa dan semangat hidup lebih tinggi dalam menggapai cita-cita.

Pendidikan karakter bangsa tersebut nantinya akan dimasukan dalam kurikulum pendidikan untuk menciptakan manusia berprestasi, namun hasilnya memerlukan waktu panjang, sedangkan sekarang dalam tahap pembenahan.

Ia menambahkan, karakter bangsa nantinya bisa membentuk jati diri dan tidak mudah terombang-ambing oleh sebuah kultur dunia yang menghegemoni serta tidak menjadi bangsa tempe yang lemah tak berdaya dihadapan negara-negara besar.

Selama ini karakter bangsa Indonesia menggapai gagasan cerdas belum memiliki fondasi dan konstruksi yang kokoh, sehingga budaya asing dengan muda masuk meracuni anak bangsa, ujar Yasarlin.(Z005)

Pewarta:

Editor : Usmin


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012