Bupati Mukomuko, Bengkulu, Sapuan mengingatkan warga untuk mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada musim pancaroba sekarang ini.
"Saat ini sudah ada warga di daerah ini yang meninggal dunia akibat DBD, untuk itu warga harus mewaspadai penyakit ini," kata Bupati Mukomuko Sapuan di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan hal itu karena ditemukan penambahan kasus DBD di wilayah yang ditemukan pasien DBD meninggal dunia di Desa Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto.
Baca juga: Bupati Mukomuko minta masyarakat mendukung pembangunan rumah sakit
Sebelum penyakit DBD menyebar di daerah ini, katanya, warga harus sedini mungkin melakukan pencegahan dengan cara menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air.
Kemudian, katanya, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, gunakan pembasmi nyamuk, dan fogging atau pengasapan lingkungan rumah.
Selain itu, katanya, warga juga harus mengetahui gejala awal penyakit DBD seperti demam tinggi, kulit bintik merah, nyeri sendi atau otot, sakit perut, diare, dan muntah.
Kemudian, warga juga harus mengetahui tentang pertolongan pertama terhadap orang yang terjangkit DBD, yakni minum air putih sebanyak mungkin, minum obat penurun demam, dan kompres dengan air dingin.
Baca juga: Bupati Mukomuko letakkan batu pertama Rumah Sakit Pratama di Ipuh
Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Jajad Sudrajat sebelumnya meminta partisipasi masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), guna mencegah penyakit demam berdarah dengue di lingkungannya.
"Kami akan bersurat ke puskesmas dan pemerintah desa untuk mengajak partisipasi masyarakat terkait gerakan bersama PSN di lingkungannya," ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan PSN ini dikoordinir oleh puskesmas melalui camat. Untuk waktu pelaksanaan PSN, apakah hari Jumat atau hari Minggu.
Gerakan bersama PSN di daerah ini, katanya, tidak hanya dilakukan di Desa Lubuk Sanai saja tetapi di seluruh desa di Kabupaten Mukomuko.
Menurutnya, kalau fogging percuma karena fogging sesuatu yang menimbulkan risiko dan efek karena fogging itu racun.
"Intinya kalau penanganan lebih kepada PSN, kalau tindakan fogging cuma membunuh nyamuk dewasa kalau fogging tidak ditindaklanjuti dengan PSN percuma karena tiga hari muncul lagi jentiknya ribuan," ujarnya. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Saat ini sudah ada warga di daerah ini yang meninggal dunia akibat DBD, untuk itu warga harus mewaspadai penyakit ini," kata Bupati Mukomuko Sapuan di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan hal itu karena ditemukan penambahan kasus DBD di wilayah yang ditemukan pasien DBD meninggal dunia di Desa Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto.
Baca juga: Bupati Mukomuko minta masyarakat mendukung pembangunan rumah sakit
Sebelum penyakit DBD menyebar di daerah ini, katanya, warga harus sedini mungkin melakukan pencegahan dengan cara menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air.
Kemudian, katanya, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, gunakan pembasmi nyamuk, dan fogging atau pengasapan lingkungan rumah.
Selain itu, katanya, warga juga harus mengetahui gejala awal penyakit DBD seperti demam tinggi, kulit bintik merah, nyeri sendi atau otot, sakit perut, diare, dan muntah.
Kemudian, warga juga harus mengetahui tentang pertolongan pertama terhadap orang yang terjangkit DBD, yakni minum air putih sebanyak mungkin, minum obat penurun demam, dan kompres dengan air dingin.
Baca juga: Bupati Mukomuko letakkan batu pertama Rumah Sakit Pratama di Ipuh
Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Jajad Sudrajat sebelumnya meminta partisipasi masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), guna mencegah penyakit demam berdarah dengue di lingkungannya.
"Kami akan bersurat ke puskesmas dan pemerintah desa untuk mengajak partisipasi masyarakat terkait gerakan bersama PSN di lingkungannya," ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan PSN ini dikoordinir oleh puskesmas melalui camat. Untuk waktu pelaksanaan PSN, apakah hari Jumat atau hari Minggu.
Gerakan bersama PSN di daerah ini, katanya, tidak hanya dilakukan di Desa Lubuk Sanai saja tetapi di seluruh desa di Kabupaten Mukomuko.
Menurutnya, kalau fogging percuma karena fogging sesuatu yang menimbulkan risiko dan efek karena fogging itu racun.
"Intinya kalau penanganan lebih kepada PSN, kalau tindakan fogging cuma membunuh nyamuk dewasa kalau fogging tidak ditindaklanjuti dengan PSN percuma karena tiga hari muncul lagi jentiknya ribuan," ujarnya. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023