Bengkulu (Antara) - Abrasi pantai di wilayah Desa Urai dan Serangai Kabupaten Bengkulu Utara yang mengikis Jalan Lintas Barat Sumatera yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat, mengancam keselamatan pengguna jalan di jalur ini.

"Abrasi di Desa Serangai dan Urai sepanjang enam meter sudah memakan badan jalan dan ditimbun seadanya," kata Fery, pengguna jalan itu, Senin.

Ia mengatakan, titik abrasi tersebut sudah sering diperbaiki oleh pihak terkait, namun kerusakan masih terus terjadi lagi.

Menurutnya, perlu pembangunan penahan gelombang di jalur tersebut agar tidak membahayakan pengguna jalan terutama saat malam hari karena tidak ada penerangan di jalur tersebut.

"Perlu dibuat pemecah gelombang, seperti di Air Dikit Mukomuko, mengingat pada malam hari akan sangat berbahaya," katanya lagi.

Manajer Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Sony Taurus mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan penyempitan daratan atau abrasi di wilayah pesisir daerah itu.

Selain karena suksesi alam, abrasi di wilayah pesisir Bengkulu itu, menurutnya, juga terjadi karena eksploitasi wilayah pesisir untuk perkebunan dan pertambangan.

"Harus ada penanganan menyeluruh, karena abrasi ini juga dipicu aktivitas perkebunan dan pertambangan di pesisir," kata dia.

Ia menyatakan, abrasi pantai barat wilayah Bengkulu semakin parah sejak bencana gempa bumi pada 2007 berkekuatan 7,9 pada skala Richter.

Selain karena bencana tersebut, aktivitas eksploitasi di pesisir seperti pembukaan hutan pantai untuk pembukaan kebun dan galian C di pinggir pantai, juga memperburuk kerusakan.

"Harus ada tindakan cepat dari pemerintah untuk menangani ini, jangan sampai ada korban jiwa," katanya lagi.***1***

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015