Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, minta PT Pupuk Sriwijaya menyalurkan sebanyak 128 ton pupuk urea untuk petani di daerah itu.
"Kita akan surati Pusri agar dapat menyalurkan sebanyak 128 ton pupuk urea untuk petani di daerah ini," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Eddy Aprianto di Mukomuko, Minggu.
Eddy mengatakan hal itu menjawab keluhan petani Kecamatan Selagan Raya yang ketiadaan pupuk urea untuk tanaman padi di lahan seluas 650 hektare di wilayah itu.
Ia mengatakan, pupuk urea bukan langka di daerah itu, tetapi terjadi sedikit keterlambatan dalam penyalurannya.
Karena, katanya, saat ini terjadi perpindahan distributor dari PT Perusahaan Pupuk Indonesia (PPI) ke PT CV Dohar.
"Baru 5 Mei 2015 ini pergantian itu dari Pusri. Sekarang semua itu sudah selesai," ujarnya.
Ia mengatakan, Pejabat Camat Kecamatan Selagan Raya dan kelompok tani di wilayah itu sudah mendatangi instansi itu. Dan sudah dijelaskan terkait perpindahan distributor ini.
Ia minta, petani setempat tidak perlu takut tidak dapat pupuk urea. Kalau kuota pupuk urea subsidi itu tidak masalah. Justru jumlahnya berlebih.
Petani setempat, katanya, cukup menyiapkan rencana defenitif kelompok (RDKK). Sampaikan RDKK itu ke kios resmi. RDKK tersebut menjadi dasar kios mengusulkan ke pihak Pusri.
Petani di Desa Sungai Ipuh Barlian sebelumnya menyampaikan keluhannya terkait kelangkaan pupuk urea di wilayahnya.
"Pupuk urea tidak ada di tempat kami. Padahal petani di sini ada yang sudah dan baru mulai menanam padi," katanya.
Di desa ini terdapat seluas sekitar 650 hektare sawah beririgasi Air Payang dan Selagan Kecil yang sudah dan baru mulai menanam padi. Hanya pupuk urea yang tidak ada di wilayah itu. Sedangkan pupuk jenis lain, seperti SP36, ponska dan ZA tersedia.
Petani setempat sudah berusaha mencari pupuk urea ke kios penjualan pupuk bersubsidi, tetapi tidak ada.
"Kami sudah cari baik di kios pupuk di desa ini maupun di luar wilayah ini, tetapi tidak ada yang menjual," ujarnya.
Petani di wilayah itu saat ini, katanya lagi, hanya bisa pasrah dan tetap menanam padi tanpa menggunakan pupuk urea.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015