Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini tengah mengurus pendirian Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD Persampahan di wilayah itu.
Kepala DLH Rejang Lebong Dhendi Novianto Saputra di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan pendirian BLUD Persampahan di Kabupaten Rejang Lebong ini guna menanggulangi banyaknya sampah yang dibuang setiap harinya baik yang berasal dari pemukiman maupun pasar.
Baca juga: PLN garap potensi panas bumi di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang
Baca juga: Distankan Rejang Lebong siapkan program penebaran bibit ikan
"Saat ini prosesnya sekitar 80 persen, kaji banding sudah, dokumen-dokumen sudah dan tinggal SK penetapan pengelola BLUD," kata dia.
Dia menjelaskan, penetapan SK pengelola BLUD itu menjadi kendala guna mewujudkan pembentukannya karena DLH setempat masih kekurangan SDM yang akan mengelolanya.
Kendati demikian, pihaknya dalam waktu dekat ini berencana untuk mendaftarkan pengolahan sampah plastik untuk pembuatan batako dan bata beton (paving block) sebagai inovasi daerah.
"Ini sudah kita lakukan uji coba tapi untuk prosesnya saat ini masih manual sehingga ada dampak lain yang timbul, pembuatannya dilakukan dengan cara pembakaran sehingga ditakutkan akan terjadi polusi udara," terangnya.
Pembuatan industri batako dan paving block masih dikaji pihaknya bersama dengan pemerhati lingkungan yang bergelut di bidang persampahan, agar bisa berjalan dan tidak mencemari lingkungan.
Baca juga: Dinsos Rejang Lebong perbarui data penerima bantuan sosial
Baca juga: KPU: Sirekap bisa dioperasikan di seluruh wilayah Rejang Lebong
Menurut dia, jika pada pengolahan sampah untuk industri batako ini bisa berjalan dengan baik maka pihaknya tidak akan khawatir lagi dengan terjadinya penambahan volume buangan sampah dari pemukiman maupun pasar di Rejang Lebong karena bisa diolah dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sejauh ini volume buangan sampah dari pemukiman dan pasar di Kabupaten Rejang Lebong setiap harinya mencapai 84 ton, dan memasuki bulan puasa dan lebaran volumenya bisa mencapai 100 ton.
Sampah yang dibuang masyarakat ini dikumpulkan petugas kebersihan DLH setempat kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Jambu Keling di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya, dan satu TPA di Desa Guru Agung, Kecamatan Padang Ulak Tanding.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala DLH Rejang Lebong Dhendi Novianto Saputra di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan pendirian BLUD Persampahan di Kabupaten Rejang Lebong ini guna menanggulangi banyaknya sampah yang dibuang setiap harinya baik yang berasal dari pemukiman maupun pasar.
Baca juga: PLN garap potensi panas bumi di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang
Baca juga: Distankan Rejang Lebong siapkan program penebaran bibit ikan
"Saat ini prosesnya sekitar 80 persen, kaji banding sudah, dokumen-dokumen sudah dan tinggal SK penetapan pengelola BLUD," kata dia.
Dia menjelaskan, penetapan SK pengelola BLUD itu menjadi kendala guna mewujudkan pembentukannya karena DLH setempat masih kekurangan SDM yang akan mengelolanya.
Kendati demikian, pihaknya dalam waktu dekat ini berencana untuk mendaftarkan pengolahan sampah plastik untuk pembuatan batako dan bata beton (paving block) sebagai inovasi daerah.
"Ini sudah kita lakukan uji coba tapi untuk prosesnya saat ini masih manual sehingga ada dampak lain yang timbul, pembuatannya dilakukan dengan cara pembakaran sehingga ditakutkan akan terjadi polusi udara," terangnya.
Pembuatan industri batako dan paving block masih dikaji pihaknya bersama dengan pemerhati lingkungan yang bergelut di bidang persampahan, agar bisa berjalan dan tidak mencemari lingkungan.
Baca juga: Dinsos Rejang Lebong perbarui data penerima bantuan sosial
Baca juga: KPU: Sirekap bisa dioperasikan di seluruh wilayah Rejang Lebong
Menurut dia, jika pada pengolahan sampah untuk industri batako ini bisa berjalan dengan baik maka pihaknya tidak akan khawatir lagi dengan terjadinya penambahan volume buangan sampah dari pemukiman maupun pasar di Rejang Lebong karena bisa diolah dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sejauh ini volume buangan sampah dari pemukiman dan pasar di Kabupaten Rejang Lebong setiap harinya mencapai 84 ton, dan memasuki bulan puasa dan lebaran volumenya bisa mencapai 100 ton.
Sampah yang dibuang masyarakat ini dikumpulkan petugas kebersihan DLH setempat kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Jambu Keling di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya, dan satu TPA di Desa Guru Agung, Kecamatan Padang Ulak Tanding.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024