Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu mengonfirmasi perkebunan kelapa sawit atau PKS Bengkulu akan menutup operasional H-2 menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, dengan fokus pada penjualan tandan buah segar (TBS) sebelum Lebaran.

"Paling cepat H-2 Lebaran, PKS baru boleh tutup operasi atau tidak membeli TBS lagi di tingkat petani," kata Kabid Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbessy,  di Bengkulu, Senin (25/3)

Ia mengatakan penting bagi petani kelapa sawit untuk segera jual hasil panen TBS sebelum Lebaran. Selain kepastian pasar juga terkait dengan libur serta pemasukan saat hari raya.

Langkah itu, kata dia, bertujuan untuk menghindari penurunan harga TBS karena kelebihan hasil panen yang tidak terserap. Akan ada ancaman surat teguran keras jika PKS tidak mematuhi jadwal penutupan operasional.

Dinas TPHP Provinsi Bengkulu akan terus melakukan pengawasan agar PKS mematuhi persetujuan harga TBS dengan petani. Petani ditekankan untuk menjual TBS sebelum pabrik tutup, dan untuk memanen buah sawit kategori satu guna hasilkan minyak berkualitas.

Dengan 31 perusahaan PKS di Bengkulu, kata Bickman, diharapkan dukungan perusahaan demi kesejahteraan petani dan stabilitas pasar kelapa sawit.

Harga TBS sawit di Kota Bengkulu, kata dia, mencapai Rp2,48 ribu per kilogram pada Maret 202 atau naik akibat peningkatan Indek Ketetapan Harga (IDK) dari 83 poin pada Februari menjadi 86 poin pada Maret.

Dinas TPHP Provinsi Bengkulu berharap petani dapat menjaga dan tingkatkan kualitas hasil panen demi stabilitas dan kenaikan harga TBS sawit di wilayah tersebut.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024