Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, Provinsi Bengkulu, membantu petani di daerah itu melakukan budidaya tanaman bawang merah secara berkelanjutan guna meningkatkan ekonomi mereka.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Fitriani Ilyas di Mukomuko, Sabtu, mengatakan, tahun ini ada kegiatan penanaman bawang merah di lahan seluas lima hektare milik dua kelompok tani.
 
"Bantuan benih bawang merah dari dinas ini, kelompok tani yang menyediakan lahan untuk ditanami bawang merah," katanya.
 
Ia mengatakan, bahwa dua kelompok tani yang menerima bantuan benih bawang merah dari pemerintah daerah tersebar di wilayah Kecamatan Selagan Raya dan Kecamatan Air Manjuto.
 
Ia mengatakan, dari lahan seluas lima hektare yang akan ditanami bawang merah, seluas tiga hektare tersebar di Kecamatan Selagan Raya dan dua hektare di Kecamatan Air Manjuto.
 
Ia menjelaskan, penanaman bawang merah di lahan seluas lima hektare di daerah itu guna mendukung bangsal pasca-panen bawang yang dibangun di daerah ini tahun 2024.
 
"Untuk membangun bangsal pasca-panen bawang, kita memulai menggeliatkan tanaman bawang di Kabupaten Mukomuko," katanya.
 
Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko tahun ini mendapatkan DAK pertanian sebesar Rp19 miliar, sebesar Rp9,7 miliar di antaranya untuk pembangunan dua bangsal pasca-panen bawang dan satu bangsal pasca-panen cabai merah.
 
Sedang jenis benihnya, ia mengatakan, iklim daerah ini sama dengan Brebes, kemudian bawang dari Solok, Sumatera Barat bisa ditanam di dataran rendah dan tinggi, makanya benih bawang dari dua daerah ini dicoba.
 
"Kami coba mana dua jenis bawang yang cocok dan mana produksi paling bagus, kalau Solok justru lebih dekat dengan daerah ini, kita juga bisa pakai yang Brebes, namun ke depan kita tetap pembibitan sendiri," ujarnya.
 
Ia mengatakan, dukungan dalam pengembangan bawang merah juga datang dari Bank Indonesia (BI). Mereka mendukung dengan mengadakan bimbingan teknis bagi petani di Kecamatan Selagan Raya.

Namun pihak BI, katanya, menggunakan NA 11, jadi nanti BI membangun demplot dan mereka gunakan organik NA 11, selanjutnya semua biaya murni dari BI.
 
Ia menjelaskan, kenapa BI mau mendukung karena ada bangsal pasca-panen yang bisa menyimpan bawang dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama sehingga harga bawang tetap stabil.
 
Selanjutnya, katanya, pihak BI akan ke lapangan mengadakan pelatihan budi daya bawang.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024