Wakil Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Wasri mengajak semua desa di daerah ini bergotong royong dalam menangani stunting sehingga target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 bisa tercapai.
 
Wasri di Mukomuko, Jumat, mengatakan angka stunting pada tahun 2023 di Kabupaten Mukomuko cukup tinggi yakni sebesar 22,02 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
 
"Untuk itu, kami mengajak semua pemerintah desa untuk berperan aktif dalam menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun ini," katanya.

Baca juga: Mukomuko targetkan vaksinasi polio bagi 23.327 anak dalam Pekan Imunisasi Nasional 2024

Baca juga: Tim gabungan berjuang padamkan kebakaran lahan gambut di Mukomuko
 
Ia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah maupun desa dalam menurunkan angka stunting berupa pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri.
 
"Desa bisa menggunakan dana desa untuk membeli tablet tambah darah, kemudian dibagikan kepada remaja putri di wilayahnya," kata Wasri.
 
Menurut dia, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan sudah menyiapkan tablet penambah darah sebanyak 12.650 tablet.
 
"Tablet tambah darah ini berfungsi untuk menghilangkan anemia bagi yang mengkonsumsi, sehingga tablet ini cocok diminum oleh remaja putri untuk menjaga kesehatannya," ujar dia.

Baca juga: Distan Mukomuko bantu petani tanggulangi hama padi

Baca juga: Polisi tindaklanjuti laporan kasus pencurian motor di Mukomuko
 
Untuk mencegah terjadinya stunting di daerah ini, kata dia, semua pihak terkait harus bersama-sama memikirkannya dan peduli, termasuk kepedulian remaja putri dengan cara meminum tablet tambah darah.
 
Kepala Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mukomuko Wagimin sebelumnya menyebutkan jumlah dana desa tahun 2024 yang digunakan untuk pencegahan stunting berkisar senilai Rp13 miliar dari alokasi Rp118 miliar.
 
"Sebesar Rp13 miliar dana desa ini untuk kegiatan fisik dan nonfisik, yang mendukung pencegahan dan penanganan stunting," ujarnya.
 
Meskipun tahun ini program pencegahan stunting tidak lagi masuk dalam kategori prioritas, menurut dia, pemerintahan desa wajib mengalokasikan di APBDes.

Baca juga: Tunggal Jaya wakili Bengkulu lomba desa tingkat regional

Baca juga: Kepolisian Resor Mukomuko tangkap 2 pelaku pencurian dengan kekerasan
 
Ia menyebutkan dana desa senilai Rp13 miliar itu digunakan untuk kegiatan fisik misalnya untuk pembangunan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dan pembangunan gedung posyandu.
 
Kegiatan lainnya, kata dia, pemberian makanan tambahan (PMT) kepada bayi dan balita guna melengkapi gizinya.
 
"Selain itu, pengadaan tablet tambah darah untuk remaja putri dan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di desa," ujarnya.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024