Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan menyelidiki penyebab sawah seluas delapan hektare dalam kawasan irigasi Sungai Gading Kecil di Desa Sungai Ipuh terendam banjir.
"Kami belum mendapat laporan terkait sawah yang terendam banjir di Desa Sungai Ipuh. Kalau memang ada kami akan menyelidiki penyebabnya," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko Eddy Apriyanto, di Mukomuko, Senin.
Seluas delapan hektare sawah dalam kawasan irigasi Sungai Gading Kecil di Desa Sungai Ipuh terendam banjir dari luapan Sungai Gading pada Sabtu sore (20/2).
Sepengetahuannya, katanya, lahan persawahan dalam kawasan irigasi teknis di Desa Sungai Ipuh itu sangat rendah, sehingga air sungai dapat mengalir dengan lancar ke petak sawah petani setempat.
Menurutnya, meskipun lokasi semua areal persawahan di daerah itu rendah, tetapi banjir tidak semudah itu merendam sawah di daerah tersebut karena di sana sudah ada saluran irigasi yang berfungsi mengalirkan air sungai ke petak sawah.
Dia memperkirakan, penyebab sawah petani di Desa Sungai Ipuh terendam banjir karena air tidak mengalir lancar melalui saluran irigasi di lokasi tersebut.
"Kami dulu pernah mengecek saluran irigasi di wilayah tersebut. Penyebab air mengalir tidak lancar semak belukar di saluran irigasi tersebut," ujarnya.
Menurutnya, banjir yang merendam sawah petani di wilayah itu bisa saja disebabkan oleh semak belukar yang menghambat air mengalir melalui saluran irigasi lalu air merendam sawah.
Untuk itu, ia minta, petani membersihkan semak belukar yang menghambat air mengalir dengan lancar melalui saluran irigasi.
Menurut keterangan Petani Desa Sungai Ipuh Adi, banjir yang merendam sawah dan merusak seluruh tanaman padi petani itu berawal dari hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah itu mulai Sabtu sore (20/2).
Sehingga, katanya, debit air Sungai Gading meningkat dan masuk ke sawah milik kelompok tani Pancung Gading Desa Sungai Ipuh, Kecamatan Selagan Raya.
Akibat peristiwa bencana alam itu, katanya, petani di wilayah itu mengalami kerugian berkisar Rp50 juta.
"Hitungan kerugian akibat banjir itu dari total hasil panen padi sawah milik petani yang hanyut terbawa arus rungai," ujarnya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Kami belum mendapat laporan terkait sawah yang terendam banjir di Desa Sungai Ipuh. Kalau memang ada kami akan menyelidiki penyebabnya," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko Eddy Apriyanto, di Mukomuko, Senin.
Seluas delapan hektare sawah dalam kawasan irigasi Sungai Gading Kecil di Desa Sungai Ipuh terendam banjir dari luapan Sungai Gading pada Sabtu sore (20/2).
Sepengetahuannya, katanya, lahan persawahan dalam kawasan irigasi teknis di Desa Sungai Ipuh itu sangat rendah, sehingga air sungai dapat mengalir dengan lancar ke petak sawah petani setempat.
Menurutnya, meskipun lokasi semua areal persawahan di daerah itu rendah, tetapi banjir tidak semudah itu merendam sawah di daerah tersebut karena di sana sudah ada saluran irigasi yang berfungsi mengalirkan air sungai ke petak sawah.
Dia memperkirakan, penyebab sawah petani di Desa Sungai Ipuh terendam banjir karena air tidak mengalir lancar melalui saluran irigasi di lokasi tersebut.
"Kami dulu pernah mengecek saluran irigasi di wilayah tersebut. Penyebab air mengalir tidak lancar semak belukar di saluran irigasi tersebut," ujarnya.
Menurutnya, banjir yang merendam sawah petani di wilayah itu bisa saja disebabkan oleh semak belukar yang menghambat air mengalir melalui saluran irigasi lalu air merendam sawah.
Untuk itu, ia minta, petani membersihkan semak belukar yang menghambat air mengalir dengan lancar melalui saluran irigasi.
Menurut keterangan Petani Desa Sungai Ipuh Adi, banjir yang merendam sawah dan merusak seluruh tanaman padi petani itu berawal dari hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah itu mulai Sabtu sore (20/2).
Sehingga, katanya, debit air Sungai Gading meningkat dan masuk ke sawah milik kelompok tani Pancung Gading Desa Sungai Ipuh, Kecamatan Selagan Raya.
Akibat peristiwa bencana alam itu, katanya, petani di wilayah itu mengalami kerugian berkisar Rp50 juta.
"Hitungan kerugian akibat banjir itu dari total hasil panen padi sawah milik petani yang hanyut terbawa arus rungai," ujarnya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016