Kabupaten Kerinci, Jambi, tak pernah habis menyuguhkan pesona alamnya. Salah satu destinasi yang kini kian mencuri perhatian adalah Desa Sekungkung, yang terletak di Kecamatan Depati Tujuh. Desa ini menawarkan kesejukan khas pegunungan, dengan hamparan sawah hijau, latar belakang Gunung Kerinci yang gagah, dan udara dingin yang menusuk tulang.

Banyak yang menyebut desa ini memiliki nuansa mirip dengan dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, meski tanpa salju.

Setibanya di Sekungkung, udara dingin langsung menyambut siapa saja yang datang. Di pagi hari, kabut tipis turun menyelimuti sawah dan rumah-rumah penduduk, menciptakan suasana tenang dan syahdu. Tak heran, banyak wisatawan dari luar daerah yang singgah untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.

Arif (23), seorang pengunjung asal Mukomuko, mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan alami Sekungkung.

Baca juga: Dari kolonial hingga kemerdekaan: cerita sejarah Kota Tuo Bengkulu
Baca juga: Snorkeling hingga sunset romantis, inilah daya tarik Pulau Tikus bak Maldives dari Bengkulu

"Kalau di Mukomuko panasnya bisa bikin gerah, di sini justru adem sekali. Rasanya seperti di Dieng, tapi ini versi Jambi. Cocok banget buat healing bareng keluarga," ujarnya sambil menikmati pemandangan sawah yang menghampar hijau.

Desa Sekungkung merupakan desa tua di Kabupaten Kerinci. Nama “Sekungkung” diyakini berasal dari bahasa Kerinci lama yang merujuk pada tanah subur di lembah, tempat yang sangat cocok untuk bercocok tanam. Sejak dahulu, masyarakat desa ini hidup dari hasil pertanian, terutama padi dan sayuran dataran tinggi.

Budaya gotong royong juga masih terjaga kuat di Sekungkung. Hampir setiap musim tanam atau panen, warga saling membantu di sawah. Tradisi ini yang membuat Sekungkung tetap harmonis meski zaman terus berkembang.


Selain keindahan alam dan budaya, desa ini juga menyimpan sejarah penting. Pada masa perjuangan kemerdekaan, wilayah Kerinci, termasuk Sekungkung, menjadi jalur strategis pergerakan rakyat karena letaknya yang dikelilingi hutan dan perbukitan. Jejak sejarah tersebut masih dikenang hingga kini oleh para tetua desa.

Sekungkung memang sering mengingatkan orang pada Dieng. Hawa sejuk, sawah bertingkat di kaki bukit, dan kabut yang sering turun tiba-tiba menciptakan suasana khas dataran tinggi. Bedanya, di sini tidak ada fenomena salju tipis atau embun es, namun pesonanya tak kalah memikat.

Rina (22), seorang perempuan asal Lubuk Pinang, yang datang bersama sahabatnya, mengaku terkesan dengan nuansa desa ini.

"Awalnya saya penasaran, ternyata Sekungkung benar-benar indah. Saya merasa seperti masuk ke dunia lain, tenang, hijau, dan udaranya segar banget. Kalau dikelola sebagai destinasi wisata, pasti banyak yang datang," katanya.

Baca juga: Tugu Thomas Parr, jejak perlawanan Bengkulu atas kolonial yang kini jadi cagar budaya
Baca juga: Menikmati sunset senja di Pantai Panjang, Long Beach-nya Bengkulu untuk terapi alam di pesisir barat Sumatera

Belum Digarap Maksimal

Sayangnya, potensi wisata Sekungkung belum tergarap maksimal. Infrastruktur pendukung seperti penginapan atau jalur khusus wisatawan belum tersedia. Padahal, dengan keindahan alamnya, desa ini bisa menjadi destinasi unggulan Kabupaten Kerinci, selain Gunung Kerinci dan Danau Kerinci.


Beberapa komunitas pemuda desa mulai mempromosikan Sekungkung melalui media sosial. Foto-foto hamparan sawah hijau dengan latar pegunungan yang dramatis mulai menarik perhatian netizen. Jika pemerintah daerah turun tangan, Sekungkung bisa menjadi ikon wisata baru yang menambah daya tarik Jambi.

Sekungkung bukan sekadar desa di lereng Gunung Kerinci. Ia adalah wajah lain Jambi yang menawarkan kesejukan, kedamaian, dan panorama yang memikat. Suasana dingin tanpa salju menjadikannya unik, sebuah pengalaman "Dieng versi Sumatra" yang patut dirasakan.

Mengenal Sekungkung: desa di kaki Gunung Kerinci yang jadi Diengnya Sumatra. (ANTARA/ Mifta Bunga Anggraini)

Bagi pencinta alam, penikmat fotografi, atau siapa saja yang ingin mencari ketenangan, Sekungkung layak menjadi destinasi berikutnya. Dengan sejarah, tradisi, dan pesona alamnya, desa ini mengajarkan kita bahwa keindahan tak selalu harus jauh. Terkadang, keindahan itu tersembunyi di balik desa yang sederhana.

Baca juga: Bukit Kandis, pesona alam Bengkulu yang tawarkan kedamaian
Baca juga: Sensasi melangkah di atas ombak jembatan gantung Pantai Sungai Suci Bengkulu
 

Kota Bengkulu gelar Car Free Day pertamanya

 

 

Pewarta: Mifta Bunga Anggraini

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025