Pekanbaru, 22/2 (Antara) - Spesialis bedah plastik dr. Karina Moegni dari Yayasan Yahandra mengatakan rata-rata dua persen dari jumlah kelahiran bayi di Indonesia menderita cacat bibir sumbing yang disebabkan sejumlah faktor pemicu.
"Dua persen dari bayi yang lahir hidup di Indonesia menderita bibir sumbing bawaan," kata dr Karina saat operasi gratis bibir sumbing "Indonesia Tersenyum" di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Jumat.
Dengan jumlah kelahiran bayi di Indonesia setiap tahun rata-rata mencapai 4,5 juta bayi berdasarkan data Kementerian Kesehatan, maka sekitar 9.000 bayi di antaranya menderita bibir sumbing sejak lahir.
Ia mengatakan kasus bibir sumbing sejak lahir banyak ditemukan di daerah Indonesia bagian barat dan timur.
"Untuk di Sumatera, kasus bibir sumbing termasuk yang cukup besar," katanya.
Menurut dia, faktor kekurangan gizi dan genetis pada ibu memengaruhi tingkat risiko bayi yang dikandung menderita bibir sumbing.
"Kurang makan sayur juga meningkatkan risikonya," katanya.
Selain itu, kondisi air juga meningkatkan risiko bayi lahir dengan bibir sumbing. Hal itu biasa ditemui di lokasi dengan kondisi air yang kotor maupun yang kurang zat besinya.
"Meski bibir sumbing bisa diobati, namun kalau bisa dicegah akan lebih baik," katanya. (Ant)
Dua persen bayi lahir mengidap bibir sumbing
Jumat, 22 Februari 2013 17:02 WIB 1448