Film "upin-ipin" ancam kelestarian bahasa indonesia
Selasa, 18 Juni 2013 17:06 WIB 7261
media massa harus membatasi tayangan film berbahasa asing maupun bahasa gaul, untuk memberi pendidikan berbahasa Indonesia yang baik dan benar kepada masyarakat..."
Gorontalo, (Antara Bengkulu) - Film berbahasa Malaysia "Upin Ipin", dinilai bisa mengancam kelestarian Bahasa Indonesia, karena mempengaruhi penguasaan bahasa nasional tersebut pada anak-anak.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Haruddin, Selasa, mengatakan, tayangan kartun berbahasa negara lain, mengakibatkan anak-anak cenderung lebih fasih mempraktikkan bahasa yang ditonton dalam film.
"Bahasa dalam flim kartun lebih cepat diserap anak-anak. Saya mengamati banyak anak yang mampu meniru dengan baik bahasa tokoh dalam film itu, dibanding berbahasa Indonesia," ujarnya, saat Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi wartawan di Gorontalo.
Menurutnya, media massa harus membatasi tayangan film berbahasa asing maupun bahasa gaul, untuk memberi pendidikan berbahasa Indonesia yang baik dan benar kepada masyarakat.
Ia menjelaskan, fakta yang terjadi saat ini adalah, kebanggaan masyarakat pada Bahasa Indonesia menurun, serta penggunaan bahasa asing dan daerah yang bukan pada tempatnya, dan tidak sesuai porsinya.
Selain itu, Bahasa Indonesia dianggap kurang favorit dan peran media massa yang kerap merusak bahasa negara.
"Sebagian masyarakat menganggap bahwa, menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah itu tidak modern atau kampungan. Padahal banyak negara lain yang justru menyatakan ingin belajar bahasa kita," ungkapnya.
Indonesia, kata dia, merupakan negara yang memiliki bahasa daerah terbesar kedua di dunia dengan jumlah sekitar 750 bahasa.
Ia menambahkan, sejumlah tayangan televisi dan radio saat ini lebih menonjolkan bahasa campuran Indonesia dan Inggris, atau justru memakai bahasa gaul yang sudah jelas tidak sesuai dengan tata bahasa yang diatur.*