Rejanglebong (Antara) - Pengojek sepeda motor di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan turunnya pendapatan mereka pascakenaikan harga bahan bakar minyak yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu.
"Sekarang penumpang ojek sepi, banyak warga yang tidak naik ojek lagi karena ongkosnya sudah naik karena pengaruh harga BBM. Pendapatan kami saat ini untuk seharian 'ngojek' paling tinggi Rp30.000 hingga Rp50.000, ini belum dipotong untuk beli bensin dan sewa kendaraan atau untuk angsuran kredit, sebelumnya sehari bisa dapat lebih dari Rp50.000," kata Sumarjono (43) salah seorang pengojek di kawasan Prumnas Batu Galing, Kecamatan Curup Tengah, Rabu.
Turunnya pendapatan tukang ojek di daerah itu kata dia, selain banyak warga yang mengurangi perjalanan menggunakan jasa ojek juga bertepatan dengan musim liburan anak sekolah.
Para penumpang di daerah itu biasanya ramai saat pagi maupun siang, selain warga yang akan ke pasar, pergi kerja maupun anak sekolah, sekarang mereka kebanyakan diantar dengan kendaraan sendiri.
Naiknya harga BBM tambah dia, membuat ongkos ojek juga naik untuk rute dekat Rp3.000 dan untuk rute jauh diatas 5 KM Rp5.000 - Rp7.000. Kenaikan ongkos ini dengan pertimbangan harga bensin yang mereka beli di pedagang eceran di daerah itu rata-rata Rp7.500 hingga Rp8.000 per liter, sedangkan untuk beli di SPBU harus dilakukan melalui antre panjang hingga berjam-jam.
Sementara itu penurunan pendapatan juga dialami kalangan sopir angkot dalam Kota Curup, mereka memilih untuk ngetem di terminal atau di kawasan pasar maupun pangkalan taksi ketimbang mencari penumpang di jalanan.
"Angkot sekarang kebanyakan ngetem di pasar atau di pangkalan, karena untuk menghemat bensin. Kalau keliling dapat penumpang enak tapi kalau tidak ada yang naik cuma menghabiskan minyak saja. Sekarang ongkos dalam kota masih Rp3.000 untuk penumpang umum dan Rp2.000 untuk pelajar, ongkosnya masih belum dinaikan menunggu keputusan pemerintah," kata Deni (33) salah seorang sopir angkot di Kota Curup.
Angkot yang ada di daerah itu kata dia, saat ini tidak memiliki rute khusus. Mereka kalah dengan ojek yang menjamur di setiap sudut kota, sehingga rute mereka bisa dilakukan ke berbagai kecamatan terdekat di daerah ini atau istilah para sopir "ngacir".
Per harinya puluhan sopir angkot memperoleh pendapatan antara Rp75.000 hingga Rp100.000, setelah dipotong setoran dan bensin rata-rata pendapatan mereka Rp25.000 hingga Rp50.000 tergantung dengan ramai atau tidaknya penumpang yang naik angkot.
Pasca kenaikan BBM, Pendapatan pengojek turun
Rabu, 26 Juni 2013 9:53 WIB 1136