"Sebagian besar kecelakaan di tol karena ban pecah," kata Manajer Lalu Lintas Regional Jasamarga Nusantara Tollroad Area Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT), Agus Rianto yang dikonfirmasi ANTARA, Senin.
Ia menyebut, penyebab pecah ban bisa dikarenakan muatan yang berlebihan, sehingga membuat ban bekerja ekstra di luar batas kemampuannya.
"Inilah yang sering tiba-tiba ban itu meletus, karena tidak kuat menahan batas berat muatan." katanya.
Untuk itu para pengendara disarankan memperhatikan indeks kecepatan dan indeks muatan pada ban mobil, guna meminimalisir terjadinya pecah ban.
"Usahakan menjaga tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan. Karena tiap ban mobil memiliki ketahanan atau batasan yang berbeda-beda," katanya.
Selain itu,tiap pengendara sebaiknya rutin melakukan pengecekan fisik ban. Karena mengetahui sejak dini kerusakan ban akan lebih baik, sehingga bisa dengan cepat melakukan penggantian atau berkendara lebih hati-hati.
Pihak Jasa Marga juga telah menyediakan tempat pemeriksaan ban dan stasiun pengisian angin di sejumlah gerbang tol, guna memastikan keamanan pengendara yang akan melintasi jalan tol.
"Ada stasiun pengisian angin baru di Gerbang Tol Tebing Tinggi, Gerbang Tol Lubuk Pakam dan Gerbang Tol Kemiri, dan dilanjutkan penyediaan diseluruh gerbang tol MKTT," katanya.
Ia juga mengingatkan tiap pengendara untuk tidak panik apabila terjadi pecah ban ataupun kerusakan lainnya saat berada di jalan tol.
"Karena kita para petugas selalu bersiaga guna memastikan keamanan di jalan tol," katanya.