Jakarta (Antara Bengkulu) - Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Faiz Achmad mengatakan bahwa komoditi kakao menjadi andalan Indonesia yang pada tahun lalu menyumbangkan devisa 1,05 miliar dolar AS.
"Kakao menjadi komoditas andalan Indonesia disamping kelapa sawit dan karet. Devisa yang disumbangkan mencapai 1,05 miliar dolar AS," kata Faiz, saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Kakao Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Menurut Faiz, kakao merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena merupakan bahan dasar pembuatan makanan dan minuman cokelat yang digemari oleh masyarakat dunia.
"Konsumsi cokelat tidak hanya didominasi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa saja, beberapa negara di Asia juga mulai menggemari cokelat, terutama China," ujar Faiz.
Dengan kondisi yang juga didukung dengan pertumbuhan perekonomian yang tinggi, lanjut Faiz, menyebabkan pola konsumsi masyarakat China berubah terutama untuk kalangan muda, dan hal tersebut merupakan peluang yang cukup menjanjikan.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bisa menciptakan dan menikmati nilai tambah dari komoditi kakao di dalam negeri," ujar Faiz yang juga mengatakan bahwa saat ini ekspor biji kakao masih didominasi dalam bentuk biji mentah.
Menurut Faiz, apabila ekspor masih didominasi dengan biji mentah maka nilai tambah dari komoditas kakao hanya akan dinikmati oleh negara lain. Oleh karena itu pemerintah akan terus mendorong para pelaku usaha komoditi dapat mengembangkan industri kakao olahannya.
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia dari sektor perkebunan, selain kelapa sawit dan karet dan menyumbang sebesar 1,05 miliar dolar AS untuk devisa negara dari ekspor biji kakao dan produk kakao olahan di tahun 2012.
Sebanyak 95 persen perkebunan kakao dimiliki oleh petani perorangan yang mencakup sekitar 1,7 juta petani di seluruh Indonesia dengan total produksi biji kakao nasional di tahun 2012 mencapai 450.000 ton.
Sebelum tahun 2010 atau sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan Bea Keluar atas biji kakao, lebih dari 70 persen dari total produksi biji kakao nasional di ekspor dalam bentuk bahan mentah.
Negara tujuan ekspor biji kakao tersebut menyebar ke berbagai negara dengan market utama yaitu Malaysia 47 persen, Amerika Serikat 21 persen, Singapura 12 persen, Brazil 7 persen, China 4 persen dan sisanya ke berbagai negara lainnya. (Antara)