Jakarta (ANTARA) - Lembaga pendidikan seperti sekolah dasar di Indonesia perlu menerapkan Green Planning Design atau perencanaan lingkungan yang berwawasan lingkungan seperti memperdekat jarak antara sekolah dengan permukiman penduduk.
“Perencanaan lingkungannya harus berwawasan lingkungan. Contoh mudahnya sekolah itu dekat dengan perumahan. Sehingga bayangannya dulu, kita berangkat sekolah cukup dengan berjalan kaki atau dengan sepeda karena jarak sekolah dengan tempat tinggal itu hanya berjarak menitan,” kata Koordinator Kemitraan Kota Hijau Indonesia Nirwono Joha dalam webinar “Ayo Ciptakan Sekolah Hijau” secara daring di Jakarta, Rabu.
Nirwono mengatakan, saat ini kota-kota di Indonesia seharusnya sudah merancang kembali sekolah dekat dengan permukiman. Hal tersebut dapat melatih anak untuk lebih memilih berjalan kaki atau menaiki sepeda saat hendak ke sekolah serta dapat mengurangi asap yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan seperti motor dan mobil.
Dalam perencanaan lingkungan sekolah yang hijau, dia juga menyarankan sekolah menyediakan ruang terbuka hijau seperti taman lingkungan, lapangan olahraga dan tempat bermain terutama bagi anak anak.
“Ini harus bisa terwujud di sekolah tadi. Ada ruang bermain, istilahnya berkebun, ada tempat menanam pohon. Ini mendidik bagaimana sekolah tidak hanya sekadar sekolah hijau, ada nilai dasar supaya anak-anak kita nanti memiliki rasa terhadap lingkungan yang tinggi,” ujar dia.
Staff Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek Muhammad Aris Syaifuddin mengatakan pemahaman mengenai makna sekolah hijau seharusnya dilakukan melalui penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif, ekologik, lestari secara nyata dan berkelanjutan.
“Sekolah hijau bisa kita lihat dengan ciri-ciri yang pertama, memiliki kurikulum yang berwawasan lingkungan. Mempunyai rancang bangun penggunaan bahan dan pemeliharaan sarana prasarana yang berdasarkan prinsip ramah lingkungan,” kata Aris menjelaskan ciri-ciri sekolah hijau berwawasan lingkungan.
Aris juga mengatakan, sekolah berbasis lingkungan hijau harus memiliki manajemen sekolah yang berwawasan lingkungan, mengembangkan pendidikan berbasis komunitas, didukung oleh seluruh elemen masyarakat serta mengembangkan manajemen sekolah berwawasan lingkungan.