Ratu Elizabeth II pun mengakui hal ini tidak biasa, ujar Dubes RI untuk Inggris Raya, T.M. Hamzah Thayeb, kepada koresponden ANTARA London, Selasa siang usai menyerahkan surat kepercayaan (letter of credentials) kepada Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham, London.
Menurut Ratu Elizabeth yang akan merayakan 60 tahun bertitah sebagai Ratu Inggris, hal yang luar biasa ada ayah dan anak menjadi Dubes di suatu Negara yang sama. "Sesuatu hal yang luar biasa", ujar Ratu Elizabeth kepada Hamzah Thayeb .
Duta Besar Hamzah Thayeb datang ke Istana Buckingham dengan menaiki kereta kuda didampingi istri Ny Lastri Thayeb serta beberapa pejabat senior KBRI London dari gedung
Pada upacara penyerahan surat kepercayaan yang diselenggarakan di Istana Buickingham tersebut Dubes Hamzah Thayeb mengenakan busana tradisional Indonesia paduan dari jas Beskap dan teluk belangga, sementara Ny Lastri Thayeb berkebaya Hijau dengan kain serta selendang batik
Dubes Hamzah Thayeb mengatakan bahwa sang ayah Teuku Muhammad Hadi Thayeb pernah menjabat sebagai Dubes RI di Inggris merangkap Republik Irlandia selama tiga tahun dari 1990 sampai 1993.
"Dia lebih wise dibandingkan saya," ujar pria kelahiran Paris sambil menunjuk photo sang ayah yang terpanpang di ruang tamu Dubes di gedung KBRI London yang terletak tidak jauh dari Kedutaan Besar AS di Grosvenor Square, London.
Dalam ruang tamu Dubes terpanpang photo para Dubes yang pernah menjadi kepala perwakilan di KBRI London diantaranya Marty Natalegawa yang saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI.
Saat menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Ratu Elizabeth II, Dubes Hamzah Thayeb pun tidak lupa menyampaikan salam hangat dari Presiden RI dan seluruh rakyat Indonesia
Dubes juga menyampaikan selamat kepada Ratu Elizabeth dan seluruh rakyat Inggris Raya, serta mengharapkan peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris di segala bidang.
Selain itu atas nama pribadi dan Dubes menyampaikan selamat dengan diadakannya peringatan 60 tahun Ratu Elizabeth II bertatah dan juga atas nama sang ayahanda yang juga pernah menjadi Dubes RI di Inggris pada tahun 1990-1993 Teuku Mohammad Hadi Thayeb.
Ratu Elizabeth II yang akan merayakan peringatan 60 tahun bertatah mengucapkan terima kasih serta menyampaikan salam hangat kepada Presiden RI serta seluruh rakyat Indonesia
Upacara penyerahan surat kepercayaan yang berlangsung selama sekitar 20 menit tersebut terlaksana dalam suasana hangat dan bersahabat, dimana Ratu terlihat amat tertarik dengan berbagai perkembangan pembangunan yang terjadi di Indonesia.
Apalagi setelah tahu kalau Borobudur dulu ditemukan oleh Raffles dan kemudian digali oleh Belanda, ujar Dubes Hamzah Thayeb lagi.
Sementara itu Ny Lastri Thayeb mengakui bahwa semalam sebelumnya mereka berdua sangat ¿grogy¿ untuk menghadap Ratu karena tidak tahu harus bersikap bila bertemu dengan Ratu Elizabeth II.
"Kami sampai tidak bisa tidur, karena memikirkan apa yang harus dilakukan bila bertemu dengan Ratu" akunya dan ternyata setelah berjumpa dengan Ratu Elizabeth suasananya sangat bersahabat dan beliau sangat keibuan, ujar ibu tiga putra yang berangkat dewasa.
Menurut Ny Lastri, Ratu Elizabeth mengenakan busana warna unggu muda juga banyak bertanya diantaranya mengenai keluarga ¿Ratu sangat keibuan dan penuh perhatian dan bicaranya pun sangat halus seperti anggota Kerajaan dari Kraton, ujar Ny Lastri
Sayangnya kita tidak bisa photo bersama Ratu Elizabeth, padahal saya ingin sekali, ujar Ny Lastri yang harus memendam keinginnya untuk bisa berphoto bersama Ratu Inggris itu.
Berkereta kuda
Sesuai tradisi di Kerajaan Inggris kepada setiap Dutabesar yang akan ditempatkan di London saat menyerahkan surat-surat kepercayaan, dijemput Kereta Kencana yang masing-masing ditarik dua ekor kuda.
Dubes Hamzah Thayeb Dubes dijemput oleh Protokol Istana yang datang bersama kereta kuda kali ini yang bertugas sebagai Deputy Marshall Korps Diplomatik Kerajaan Inggris Raya, Charles Gray yang pernah bertugas di Indonesia.
Perjalanan menuju Istana Buckingham dari KBRI London yang terletak di daerah Mayfair tersebut memakan waktu sekitar 15 menit di tengah cuaca yang agak dingin. ¿Saya ingin kalau bisa dibuka keretanya,¿ ujar Dubes Hamzah yang lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jayabaya.
Sayangnya dalam cuaca dingin sekitar 10 derajad, Dubes dan Ny Lasti Hamzah terpaksa kereta nya ditutup, namun saat kembali kereta yang ditarik dua ekor kuda itu pun dibuka.
Saat menyerahkan surat kepercayaan Dubes ditemani sejumlah pejabat KBRI di London seperti Minister Counsellor Dwi K. I. Miftach, Minister Counsellor, Herry Sudradjat, Minister Counsellor Haris Nugroho dan Atase Pertahanan KBRI London, Kolonel Nurchahyanto yang juga mengenakan Teluk Belangga.
Sekembalinya dari upacara penyerahan surat kepercayaan di Buckingham Palace tersebut, Dubes Hamzah dan Ny Lastri serta rombongan disambut hangat anggota komunitas diplomatik Inggris dalam acara vin d'honneur yang diselenggarakan di KBRI London.
Deputy Marshall Korps Diplomatik Kerajaan Inggris Raya, Charles Gray dengan Bahasa Indonesia mengawali sambutannya dengan menyampaikan ucapan selamat datang kepada Dubes Hamzah dan Ny Lastri.
"Selamat datang di London dan selamat bertugas menjadi Dutabesar setelah menyerahkan surat kepercayaan kepada Ratu Inggris," ujar Charles Gray pada acara vin d'honneur yang dihadiri oleh korp diplomatic dan para undangan lainnya.
Dubes Hamzah mengakui bahwa ia sangat menghargai ungkapan tulus dari Charles Gray yang membuka acara vin d'honneur dengan mengunakan bahasa Indonesia yang fasih. "Hal itu sangat membangakan," ujarnya.
Selain itu Dubes Hamzah juga merasa suprais dan merasa diterima pada saat setibanya di Istana Buckingham yang disambut dengan ucapan selamat datang dan juga menyampaikan ucapan selamat siang, sambil menungkapkan kalau sang Marshall Korps Diplomatik di Kerajaan Inggris Raya itu lahir di Indonesia.
Hal-hal seperti ini buat saya suatu landasan yang bagus dalam memajukan hubungan ke dua negara, ujar mantan Sekretariat Menteri Luar Negeri pada 1997 dan pernah menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Australia dan Republik Vanuatu 2005.
Dutabesar Hamzah Thayeb mengakui bahwa yang selalu menjadi tantangan dalam hubungan Indonesia Inggris adalah bagaimana meningkatkan hubungan bilateral diantara kedua negara.
Khususnya hubungan di bidang investasi, ekonomi dan perdagangan yang masih banyak peluang-peluang baru yang perlu ditingkatkan selain di bidang pendidikan , ujar Hamzah Thayeb yang menempuh pendidikan sekolah Dinas Luar Negeri, Departemen Luar Negeri, Jakarta dan Sekolah Staf dan Pimpinan Dinas Luar Negeri, Departemen Luar Negeri, Jakarta pada tahun 1980 an. .
Apalagi siatuasi saat ini Eropa dalam keadaan krisis dan kesulitan dan Inggris yang mau tidak mau harus meliat beyond Eropa yang berarti negara negara Asia diantaranya Indonesia, ujar mantan Kabid Politik pada Permanent Mission of the Republic of Indonesia di New York.
Diplomat karir
Duta Besar Hamzah Thayeb adalah Dubes ke-18 sejak kedua negara menandatangani perjanjian pembukaan hubungan diplomatik pada akhir tahun 1949. Duta Besar Hamzah Thayeb menggantikan Duta Besar Yuri Thamrin yang telah mengakhiri masa baktinya pada bulan November 2011.Duta Besar Hamzah Thayeb adalah pejabat karier dari Kementerian Luar Negeri dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika di Kemlu RI serta Duta Besar RI untuk Australia.
Penugasan ayah tiga putra kelahiran Paris 31 Mei 1952 sebagai Duta Besar di Inggris Raya menjadi catatan tersendiri bagi Keluarga Besar Thayeb mengingat ayahanda Duta Besar Hamzah Thayeb yaitu Hadi Thayeb pernah memangku jabatan di tempat yang sama sebagai Duta Besar pada tahun 1990-1993.
Hamzah Thayeb mengawali karirnya sebagai pejabat Public Relations pada Sekretariat Nasional ASEAN tahun 1975 dan menjabat Biro Ekonomi pada Sekretariat Nasional ASEAN 1983 sebelum akhirnya ditempatkan di Jenewa sebagai Pejabat Politik pada Permanent Mission of the Republic of Indonesia di Jenewa 1986.
Sekembali dari Jenewa, Hamzah Theyeb berjabat pada Sekretariat Menteri Luar Negeri 1990 dan tahun 1993 sebagai pejabat Politik, Gugus Tugas Gerakan Non-Blok pada Permanent Mission of the Republic of Indonesia di New York.
Karir Hamzah Thayeb di Amerika Serikat terus berlanjut dengan penempatannya sebagai Koordinator, Gugus Tugas DK PBB pada Permanent Mission of the Republic of Indonesia di New York 1995 dan tahun 1999.
Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Kerja Sama Internasional dan Pelucutan Senjata, Direktorat Jenderal Multilateral pada tahun 2002 dan Direktur Asia Timur dan Pasifik, Direktorat Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika 2004.
Sebelum ditugaskan sebagai Dubes di Inggris Hamzah Thayeb menjabat Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika, Direktorat Jenderal Asia-Pacifik dan Afrika 2009 dans erring ditugaskan mengikuti berbagai Seminar dan Konferensi diantaranya di pertemuan PBB di Jenewa (SDM Komisi, UNHCR, WHO, ILO, ICRC, ITU) Konferensi Internasional tentang Kamboja (di Paris dan Jakarta)
Selain pertemuan Gerakan Non Blok (HAM) Konferensi Tingkat Menteri (Jakarta, Bali, Kairo) dan NAM Summit (Jakarta) dan menjadi Biro Koordinasi, Kelompok Kerja NAM Pertemuan di New York.
Selain itu ia juga pernah mengikuti Konferensi Internasional tentang Demokrasi Baru dan Emerging di Managua, Nikaragua dan ikut dalam berbagai rapat dan pertemuan baik formal maupun informal, kelompok kerja / kelompok ahli, NAM Kaukus Dewan Keamanan PBB.
Hamzah Thayeb juga pernah mengikuti konferensi Organisasi Konferensi Islam (OKI), untuk Komite Palestina, Terorisme Seminar di Honolulu, OKI Konferensi Terorisme di Kuala Lumpur serta Pemimpin Rapat di Aftermath Gempa Bumi dan Tsunami Khusus ASEAN. (ZG)
(T.H-ZG/M009)