Salah satu nelayan tradisional di Pantai Malabero, Zulkoto, di Bengkulu, Rabu, mengatakan cuaca buruk dan gelombang tersebut menyebabkan nelayan di Kelurahan Malabero, Kecamatan Teluk Segara terpaksa tidak melaut.
"Kami tidak melaut disebabkan karena gelombang tinggi yang terjadi di perairan Bengkulu," katanya.
Selain disebabkan cuaca buruk dan gelombang tinggi, hasil laut yang didapatkan oleh nelayan juga sedikit.
Sembari menunggu keadaan cuaca dan tinggi gelombang membaik, para nelayan memperbaiki peralatan melaut.
Ia mengatakan akibat cuaca buruk tersebut perekonomian nelayan di sekitar Pantai Malabero lumpuh karena tidak ada satupun nelayan yang berani melaut.
Oleh karena itu, para nelayan di Malabero berharap, cuaca dapat kembali normal agar mereka bisa kembali melaut dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan bahwa tinggi gelombang di perairan Bengkulu mencapai empat meter.
Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Anang Anwar mengatakan gelombang tinggi mencapai empat meter terjadi di perairan Pulau Enggano.
"Sedangkan gelombang tinggi mencapai 3,5 meter akan terjadi di sebagian wilayah perairan Bengkulu," ujarnya.
Ia mengatakan terjadinya tekanan rendah menyebabkan angin dari wilayah barat daya Bengkulu tertarik langsung ke wilayah rendah.
Pergerakan pola angin dari wilayah utara Pulau Sumatra ke wilayah barat daya Samudera Hindia mencapai 30 knots atau 60 kilometer per jam.
Ia meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati saat mengunjungi wisata pantai di Bengkulu, sedangkan bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai di minta untuk berhati-hati dan menghentikan sementara aktivitasnya di perairan pantai.