Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan melemah tipis, dipengaruhi ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang kembali meningkat.
Rupiah ditutup melemah tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.327 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.326 per dolar AS.
"Eskalasi ketegangan di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina membuat sebagian para pelaku pasar masuk ke aset aman hari ini dan ini menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Serangan militer Ukraina kemarin ke kantong-kantong separatis LPR pendukung Rusia bisa menjadi pemicu serangan Rusia ke Ukraina, seperti kejadian di Krimea pada 2014 yang juga melibatkan separatis yang bergerak di dalam negara Ukraina.
Amerika Serikat dan NATO masih belum melepaskan skenario perang di wilayah Ukraina meskipun bantahan dilontarkan oleh Rusia.
"Selain itu dari dalam negeri, kasus COVID-19 yang terus meninggi melampaui puncak gelombang kedua COVID-19 tahun lalu, menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi dalam negeri dan ini juga menjadi penekan rupiah," ujar Ariston.
Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (17/2) kemarin mencapai 63.956 kasus sehingga total kasus mencapai 5,03 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 6.131 kasus.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.330 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.317 per dolar AS hingga Rp14.3462 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.339 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.301 per dolar AS.
Rupiah melemah tipis seiring naiknya tensi geopolitik Rusia-Ukraina
Jumat, 18 Februari 2022 16:32 WIB 1408