Bengkulu (Antara) - Jumlah pramuwisata atau pemandu wisatawan yang fasih berbahasa Jepang masih minim di Bengkulu, padahal potensi untuk menarik wisatawan asal Negeri Matahari Terbit itu cukup tinggi.
"Besar potensinya mendatangkan wisatawan Jepang ke Bengkulu, tapi sangat sulit mencari pramuwisata yang fasih bahasa Jepang," kata Direktur PT Alesha Wisata Bengkulu, Krishna Gamawan di Bengkulu Rabu.
Ia mengatakan sudah mengalami sulitnya mencari pemandu yang fasih berbahasa Jepang.
Saat ini menurutnya, hanya ada seorang pramuwisata di Bengkulu yang fasih berbahasa Jepang.
Sebagai pengguna jasa pemandu wisata, hanya ada seorang pramuwisata yang fasih berbahasa Jepang, lainnya belum ada," ujarnya.
Krisna mengatakan selain Bahasa Jepang, pihaknya juga kesulitan mencari pramuwisata yang fasih berbahasa Belanda, Prancis, China dan Korea.
Para wisatawan asal Korea dan Jepang menurutnya cukup bangga menggunakan bahasa asli mereka, sehingga jasa pramuwisata yang menguasai kedua bahasa ini sangat dibutuhkan.
"Pramuwisata itu bukan penerjemah, tapi bisa dikatakan semacam manajer bagi wisatawan, semua keperluan, jadwal wisatawan mereka yang atur," tuturrnya.
Selain itu, pramuwisata juga harus kaya wawasan tentang Bengkulu, tidak hanya dari segi pariwisata, tapi juga pengetahuan umum.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bengkulu Devi Trisno mengakui minimnya pramuwisata yang fasih berbahasa Jepang.
"Memang benar, saat ini baru satu orang pramuwisata Bengkulu yang menguasai Bahasa Jepang," ucapnya.
Ia mengatakan saat ini ada 20 orang pramuwisata di Bengkulu yang sebagian besar menguasai Bahasa Inggris.
Potensi wisata Bengkulu untuk menarik wisatawan Jepang menurut Trisno cukup tinggi dan ini menjadi tantangan untuk menyediakan pramuwisata yang mampu berkomunikasi dengan para turis.
"Tidak hanya Bahasa Jepang tapi juga bahasa lain, tapi kami butuh dukungan dari berbagai pihak, karena di Bengkulu, profesi pramuwisata belum bisa menjadi andalan," katanya.
Hampir seluruh pramuwisata yang berada di bawah HPI Bengkulu tambahnya, memiliki profesi lain sebab belum bisa mengandalkan pramuwisata untuk menghidupi keluarganya.
Bengkulu minim pramuwisata fasih bahasa Jepang
Rabu, 19 Februari 2014 15:33 WIB 2373