Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mempersilahkan masyarakat setempat menggelar tradisi "mandi balimau" dalam rangka menyambut bulan bulan Ramadhan, asalkan jangan menjurus ke syirik.
"Silahkan saja yang penting tidak menjurus ke syirik, kalau tidak mandi 'balimau' dipercaya akan mendatangkan sesuatu yang tidak baik," kata Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Mukomuko, Widodo, dalam keterangannya di Mukomuko, Jumat.
Masyarakat di Kabupaten Mukomuko setiap tahun rutin melakukan tradisi mandi "balimau" di sejumlah sungai di daerah itu guna membersihkan diri dari kesalahan menjelang atau satu hari sebelum puasa Ramadhan.
Widodo mengatakan, mandi "balimau" hanya tradisi saja untuk membersihkan diri sebelum menghadapi puasa di bulan Ramadhan.
"Mungkin dulu masyarakat mandi di sungai memakai limau atau jeruk. Tradisi setiap tahun ini merupakan kearifan lokal masyarakat di wilayah ini," ujarnya pula.
Kemudian mandinya itu, katanya, jangan sampai melanggar syariat, misalnya antara laki-laki dan perempuan bercampur, yang bukan muhrim.
Tokoh Masyarakat Kabupaten Mukomuko Ansari mengatakan masyarakat di daerah ini masih melaksanakan tradisi mandi "balimau" sebagai bentuk penyambutan bulan Ramadhan.
"Masyarakat tetap melaksanakan tradisi ini karena tradisi ini merupakan adat pegang pakai yang melekat pada masyarakat setempat sejak dulu sampai sekarang," ujarnya pula.
Ia mengatakan, biasanya masyarakat setempat melaksanakan tradisi mandi "balimau" baik di sungai maupun di rumahnya masing-masing.
Ia menyatakan, biasanya masyarakat di Kecamatan Kota Mukomuko ini menggelar tradisi mandi "balimau" di sejumlah sungai di daerah ini dan yang rutin setiap tahun di Bendungan Air Manjuto Kecamatan Lubuk Pinang.
Menurutnya, tidak hanya masyarakat di Kecamatan Kota Kota Mukomuko dan Lubuk Pinang termasuk masyarakat di sejumlah kecamatan di daerah ini dan mereka melakukan tradisi ini di sungai yang ada di wilayahnya masing-masing.