Jakarta (Antara) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan menyerap sebanyak 12.000 ton gula.
"Kami sudah deal dengan RNI 12.000 ton, masih ada 150.000 ton lagi," kata Ketua Perum Bulog Sutarto Alimoeso saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perdagangan, kata Sutarto, hingga kurang lebih bulan Juli 2014 kebutuhan gula di dalam negeri diperkirakan sebanyak 324.000 ton.
"Kebutuhan yang mencapai kurang lebih 324.000 ton tersebut bisa dipenuhi dari impor. Namun, pada prinsipnya Bulog akan mengutamakan pasokan dari dalam negeri terlebih dahulu sebelum melakukan impor," ujar Sutarto.
Apabila Bulog pada akhirnya harus memenuhi kebutuhan dengan melakukan impor gula dari negara lain, kata dia, akan dilakukan secara bertahap.
"Bukan Bulog yang mengusulkan untuk impor, melainkan kami mempersiapkan diri jika memang nantinya harus melakukan impor," ujar Sutarto.
PT RNI telah menjalin kerja sama dengan Perum Bulog terkait dengan pemasokan gula senilai Rp103,2 miliar, yang menyatakan bahwa PT RNI akan memasok 12.000 ton gula tebu dengan harga Rp8.600 per kilogram.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Perdagangan menunjuk Perum Bulog untuk mempersiapkan stok gula sebanyak 350.000 ton sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gula di dalam negeri.
Kementerian Perdagangan telah melakukan perhitungan dan menemukan bahwa hingga akhir Mei 2014 kekurangan dari total kebutuhan gula konsumsi sebesar 122.000 ton, ditambah mundurnya masa panen hingga Juli yang mengakibatkan kekosongan sebanyak 220.000 ton. (Antara)
Bulog serap gula PT RNI 12.000 ton
Kamis, 20 Maret 2014 20:06 WIB 1280