Bandarlampung (Antara) - Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer dan Film Club menggelar acara nonton bersama di bioskop Darmajaya, dilanjutkan dengan penayangan dan malam anugerah Festival Film Indie 2014.
Ketua pelaksana kegiatan yang mengangkat tema "Tunjukkan spirit indiemu, kreativitasmu dan karyamu untuk Indonesia," Bambang Permadi di Bandarlampung, Rabu, menjelaskan kegiatan ini merupakan rangkaian dari Festival Film Indie (FFI) 2014.
Dia menyebutkan ada tiga film pendek dan satu film layar lebar yang ditayangkan, yakni film "Book" dari Universitas Mercu Buana, "Jatisari First Blood" film terbaik FFI 2012, "Ambivalance" film terbaik FFI 2013, "Teru-Teru Bozu" film dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta."
"Ini adalah tahun ke-6 kami mengadakan bioskop Darmajaya. Acara ini cukup mendapat tanggapan yang baik dari para sineas di sekitar Bandarlampung. Tak hanya sekadar nonton bersama, acara ini diadakan untuk referensi membuat film, terutama pada film yang sudah pernah mendapat penghargaan, dapat kita pahami secara detail dalam pengemasan film tersebut," kata Bambang.
Ia berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan bagi para pecinta film indie dalam menghasilkan karya perfilman.
"Secara umum kegiatan ini juga diharapkan dapat menghidupkan perfilman indie di Lampung. Kami ingin perfilman Lampung bisa lebih maju dan mampu bersaing dengan karya-karya bergengsi di tingkat nasional," ujarnya.
Menurut Bambang, setelah bioskop Darmajaya akan ada kegiatan screening, yakni menayangkan film-film karya peserta Festival Film Indie, lalu coaching yakni penjurian film oleh sutradara ternama Indonesia.
"Dilanjutkan malam anugerah FFI akan dilaksanakan pada 3 Mei mendatang. Akan ada 12 nominasi terbaik yang diumumkan dalam acara tersebut, mulai dari sutradara terbaik hingga karya film terbaik," ujar Bambang lagi.
Acara yang berlangsung satu hari penuh ini mendapat apresiasi dari sejumlah peserta, seperti diungkapkan Farah Anisah Putri, salah satu sineas Lampung.
Menurut dia, selain bisa menambah referensi perfilman, kegiatan ini juga menjadi salah satu potret yang menggambarkan eksistensi perfilman di Lampung.
"Kegiatan ini sangat bagus, karena dari bioskop ini kita dapat mengetahui perkembangan film indie di Indonesia, khususnya di Lampung. Kita juga jadi tahu perbandingan antara film pendek dan film layar lebar serta keunggulan dan kelemahan dari film tersebut. Selain sekedar menonton untuk refreshing, kita juga dapat belajar tentang perfilman," ujar Farah.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bagian Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler Dedi Saputra SE, berlangsung di aula gedung B Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya, ratusan mahasiswa dan pecinta film Indie Lampung hadir dalam acara nonton bersama bioskop Darmajaya yang digelar UKM Darmajaya Computer & Film Club (UKM-DCFC), Selasa (1/4).
Dedi Saputra SE, atasnama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya IBI Darmajaya, Novita Sari SSos MM, mengatakan UKM DCFC sebagai wadah penyalur minat dan bakat mahasiswa di bidang perfilman menjadi bukti bahwa IBI Darmajaya mendorong mahasiswanya untuk kreatif di segala bidang.
"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menambah wawasan para Sineas di Lampung. Bioskop Darmajaya juga diharapkan semakin menambah semangat para mahasiswa dalam menghasilkan karya-karya terbaik dalam perfilman. Lampung membutuhkan orang-orang handal agar dunia perfilman Lampung bisa lebih maju," ujarnya. (Antara)