Surabaya (Antara) - Pengunjung stan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Balikpapan di Festival Media 2014 di Surabaya, Jawa Timur, umumnya menanyakan peran jurnalis di Kota Minyak Balikpapan dan sejarah kota itu.
"Terutama kawan-kawan mahasiswa. Mereka ingin tahu apa dan bagaimana Balikpapan, bagaimana peran jurnalis di kota yang aman dan damai seperti Balikpapan, juga sebagian mengonfirmasi julukan 'Kota Minyak', kebersihan kota, apa saja liputan di Balikpapan, hingga kondisi Stadion Persiba," ungkap Ketua AJI Balikpapan, Wibisono, di arena Festival Media di Surabaya, Sabtu.
Dalam diskusi pada Festival Media yang digelar AJI Pusat di Surabaya sejak Jumat (16/5) itu, anggota senior AJI Balikpapan Tri Widodo menjelaskan kepada rombongan Cahunsoed dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto, Jawa Tengah.
"Kondisi Balikpapan yang aman dan damai tidak berarti tidak ada bahan untuk ditulis menjadi berita," kata jurnalis yang sudah berkarir selama 20 tahun dan sebagian besar di Balikpapan.
Menurut dia, tantangan menjadi jurnalis di Balikpapan yang merupakan kota terbersih setelah Singapura di Asia Tenggara, tidak lebih mudah dibandingkan dengan jurnalis di kota-kota lain di Indonesia.
"Pemerintah Kota Balikpapan, juga penyedia jasa publik lain dan kebijakan-kebijakannya tetap harus dikritisi. Seperti sekarang, di Balikpapan, atau bahkan Kaltim secara umum, sedang terjadi krisis listrik. Setiap sekian jam, listrik padam. Itu tugas jurnalis untuk menyampaikan kepada khalayak apa yang terjadi," jelas Tri Widodo.
Di kota seperti Balikpapan, misi jurnalis adalah menjadi pengawas dan penyambung lidah masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan lagi keadaan yang sudah baik dan memperbaiki yang buruk.
"Saya tahu Balikpapan sejak kecil disebut Kota Minyak, itu kenapa?," tanya Wahyu, mahasiswa Fisip Unsoed.
Julukan Kota Minyak itu karena di Balikpapan ada kilang minyak Pertamina. Di kilang itu diproduksi berbagai macam jenis bahan bakar minyak seperti solar, solar dex, premium, pertamax, juga lilin," papar Wibi menambahkan.
Minyak yang diolah datang dari mana-mana. Karena Indonesia sekarang pengimpor minyak, maka ada minyak dari Nigeria, ada minyak dari Saudi Arabia, dibongkar di Balikpapan dan diolah menjadi BBM.
Selain itu, julukan Kota Minyak juga karena hampir seluruh bisnis di Balikpapan, terutama sebelum batubara mulai ditambang, adalah untuk menyokong industri minyak dan gas.
Minyaknya sendiri tidak ditambang di Balikpapan. Yang terdekat dari Balikpapan justru ada di laut, di Selat Makassar yang ada sumur-sumur minyak yang dikelola Chevron.
"Balikpapan maju dan bersih dengan menjadi kota jasa. Yah, pada skala tertentu, mirip Singapura," katanya, sembari tersenyum.
Festival Media yang bertema "Be Creatif be Independent" itu dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga salah satu pendiri AJI dan dimeriahkan 48 stan dari kalangan media, LSM, dan UMKM. ***3***
Pengunjung Festival Media tanyakan peran jurnalis Balikpapan
Sabtu, 17 Mei 2014 16:30 WIB 982