Manaus (Antara/AFP) - Kapten Inggris Steven Gerrard mengingatkan rekan-rekan setimnya yang lebih muda bahwa pertandingan pembukaan Piala Dunia melawan Italia yang dimainkan pada Sabtu di Manaus akan menjadi ujian berat mengenai kemampuan-kemampuan mereka di level internasional.
Pelatih Roy Hodgson memiliki tim termuda Inggris di Piala Dunia sejak 1958, di mana Raheem Sterling, Ross Barkley, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Luke Show merupakan sebagian dari para pemain muda yang diharapkan dapat bersinar.
Pemain-pemain tim pertama lain seperti rekan setim Gerrard di Liverpool Jordan Henderson dan Daniel Sturridge juga masih mengawali kariernya sebagai pesepak bola internasional, dan sang kapten berkata bahwa sekaranglah saatnya untuk membuktikan diri.
"Menurut saya, kami memiliki usia pertengahan di tim, sekelompok pemain yang menjalani musim gemilang, dan kami juga mendapatkan kebaruan dan kesegaran di tim, pemain-pemain yang dibicarakan semua orang: Raheem, Luke Shaw, Ross Barkley untuk menyebut sebagian di antaranya," kata Gerrard kepada para pewarta.
"Saya masih akan menilai kelas Sturridge dan Henderson. Ada talenta di sini, ada kemampuan di sini, namun inilah fase yang paling sulit dan paling menekan untuk ditempuh, baik secara pribadi dan sebagai grup."
"Merupakan hal yang benar untuk memiliki semua kemampuan dan talenta, namun ini juga menjadi lucu, cerdas, dan memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengalahkan tim-tim itu sebab semua orang memiliki apa yang kami miliki."
Terdapat lima pemain Liverpool yang berpeluang menghuni tim inti di Amazonia Arena, namun Gerrard menasehati para penggemar untuk tidak mengharapkan sepak bola menghibur seperti yang diperagakan pasukan Brendan Rodgers musim lalu.
"Orang-orang berbicara mengenai cara bermain ala Liverpool, namun untuk pergi ke Manaus dan bermain dengan cara ala Liverpool merupakan hal yang mustahil," kata pemain 34 tahun ini.
"Ya, kami dapat pergi dan menyerang dan memperlihatkan tempo, kecepatan, dan upaya, dan menaklukkan mereka, dan memenangi bola, namun akan ada masa-masa pada pertandingan yang begitu berat bagi kaki-kaki dan paru-paru."
"Kami akan harus mengeluarkan kemampuan terbaik tim untuk dapat menjadi dekat, sempit, dan sulit dikalahkan. Itu masuk akal."
"Berjalan dan berjalan"
Gerrard mengalami akhir traumatis di musim Liga Utama Inggris, setelah ia terpeleset saat melawan Chelsea sehingga Demba Ba dapat mencetak gol yang menyudahi momentum Si Merah pada persaingan perebutan gelar juara, serta memudahkan laju Manchester City.
Meski mengakui bahwa insiden itu sempat "membuat saya gila," Gerrard mengatakan dirinya harus cepat melupakan rasa kecewanya.
"Itu akan membuat saya gila jika itu merupakan kesalahan, dan saya telah kehilangan orang di sudut atau tidak melakukan persiapan dengan baik," paparnya.
"Jika saya melakukan kesalahan fatal yang merupakan kesalahan saya, saya akan berupaya untuk bangkit dari hal itu, namun semua orang di dunia pernah terpeleset. Apakah itu di lapangan sepak bola, trotoar, atau lantai yang basah."
"Itu merupakan salah satu hal yang tidak dapat Anda kendalikan. Itu merupakan insiden gola yang terjadi. Saya harus bangkit. Saya berada dalam kondisi hebat dalam segi mental dan fisik. Saya merasa kuat dan saya yakin saya dapat maju dan tampil."
Gerrard memuji FA yang menurutnya telah meletakkan "semuanya di tempat yang tepat" untuk tim, setelah menjalani pemusatan latihan dalam cuaca hangat di Portugal dan Miami. Sekarang, semua bergantung kepada para pemain.
"Ketika peluit berbunyi pada pertandingan melawan Italia, Anda adalah diri Anda sendiri," tambah Gerrard.
"Anda bersama tim Anda dan Anda harus memiliki kepercayaan pada ke mana kami akan melaju di turnamen ini."
"Saya akan bangga memimpin grup pemain ini saat melawan Italia. Saya mempercayai para pemain dan saya percaya kepada rekan-rekan setim saya."
"Namun saya akan menjadi lebih bangga jika kami pulang dari turnamen ini dengan kepala tegak, dan kami telah keluar dan lapangan dan memberi semua yang kami miliki untuk publik Inggris di kampung halaman."