Pekanbaru (Antara) - Satelit NOAA 18 milik Amerika yang dioperasikan Singapura kembali mendeteksi kemunculan 113 titik panas ("hotspot") di daratan Pulau Sumatera, dan terbanyak masih di Provinsi Riau yakni 47 titik di berbagai wilayah kabupaten/kota.
"Itu merupakan hasil rekaman Satelit NOAA 18 pada sore tadi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ria, Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru lewat pesan elektronik yang diterima, Jumat malam.
Pusat Data dan Indormasi BPBD Riau dalam rilisnya menjelaskan, sebanyak 47 "hotspot" di Riau terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yalni 27 titik dan di Rokan Hulu ada sepuluh titik panas.
Selanjutnya NOAA 18 juga mendeteksi kemunculan titik panas di wilayah Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai masing-masing tiga titik panas.
Sementara itu satelit yang sama merekam dua titik panas di Kabupaten Pelalawan dan di Siak serta di Indragiri Hulu masing-masing terdapat satu "hotspot".
Berbeda dengan Satelit Modis Terra dan Aqua dimana pada Jumat sekitar pukul 17.09 WIB justru merekam keberadaan 75 titik panas di daratan Provinsi Riau.
Terbanyak menurut data berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni 63 titik dan di Bengkalis ada delapan titik.
Kemudian empat titik panas tersisa berada di Kabupaten Pelalawan dan Kota Dumai masing-masing dua titik.
Titik panas (hotspot) merupakan hasil rekaman satelit dari suhu udara di atas 40 derajat celsius yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Sepanjang 2014, di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau telah terjadi peristiwa tersebut, mengakibatkan sedikitnya 25 ribu hektare hutan dan lahan hangus dan menghasilkan asap yang mencemari ruang udara di sebagian wilayah.
Dalam kasus ini, Kepolisian Daerah Riau juga telah berhasil menangkap dan menetapkan sebanyak 183 tersangka diduga melakukan kejahatan kehutanan dan membakar lahan.
Sebanyak 116 tersangka di tangkap saat melakukan aktivitas kejahatan kehutanan pada Januari hingga Maret dan sebanyak 67 lainnya ditetapkan sejak 5 April hingga 10 Juli 2014.
"Untuk jumlah tersangka kemungkinan bisa terus bertambah mengingat hingga saat ini perburuan oleh tim di lapangan masih terus dilakukan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo. ***3***