"Meskipun Bengkulu lahan gambutnya tidak terlalu signifikan dibandingkan di Sumatera Selatan, Jambi atau Riau, tapi Bengkulu tetap punya dan itu perlu diwaspadai di kemarau ini jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Provinsi Bengkulu Anang Anwar di Bengkulu, Rabu.
Dia mengatakan masyarakat jangan sampai memicu kebakaran hutan atau lahan karena melakukan tindakan yang lalai di situasi kemarau.
"Banyak terjadi kebakaran itu karena kecerobohan sendiri, harus waspada saja dan jangan sampai memicu terjadinya kebakaran hutan, bagi masyarakat yang mau bakar-bakar sampah diusahakan jangan sampai ditinggalkan, pastikan sampai padam," kata dia lagi.
Saat ini, lanjut dia Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Bengkulu memantau ada 3 titik panas yang terdeteksi di Kabupaten Kaur.
"Ini baru titik panas, belum pasti titik api, kami pantau ada tiga titik panas, pemantauan hingga pukul 07.00 WIB pagi tadi (Rabu 7 Juni 2023)," katanya.
Provinsi Bengkulu kata dia juga memang terdampak kemarau yang mulai melanda sejak Juni 2023 ini, namun tingkat keparahannya diprediksi tidak seperti wilayah lain di Indonesia.
"Bengkulu walaupun di musim kemarau tapi masih tetap akan mendapatkan hujan. Walaupun kemarau, tapi Bengkulu tidak kering, soalnya Bengkulu tingkat curah hujannya tinggi kalau dibandingkan dengan daerah lain," ucapnya.
Curah hujan di Bengkulu berada pada intensitas menengah yakni dengan curah 150 mm. Menurut BMKG curah hujan dibagi menjadi tiga kategori, curah hujan rendah 0-100 mm, menengah 100-300 mm, dan tinggi 300-500 mm.
"Memasuki Juli dan Agustus, Bengkulu masih akan diguyur hujan, gerimis. Jadi tidak benar-benar kering kemarau," kata dia.
Namun, BMKG tetap mengingatkan warga untuk bersiap menghadapi kemarau, dan juga memanfaatkan air dengan efisien, tidak boros penggunaan air.
Update Berita Antara Bengkulu di Google News
Update Berita Antara Bengkulu di Google News