Pekanbaru (Antara) - Provinsi Riau menjadi tuan rumah International Sepak Takraw Federation (ISTAF) Super Series, 19-23 Maret 2015, yang pesertanya atlet dari 23 negara, kata Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Riau, Mansyur HS.
"Jumat kemarin (30/1) saya sudah bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga serta Sekjen Sepak Takraw Dunia. Hasilnya, disambut baik untuk diselenggarakan di Riau," katanya yang juga anggota DPRD Riau ini di Pekanbaru, Senin.
Dia mengatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa harus Riau tuan rumah. Salah satunya, kata dia, karena pernah awalnya Riau akan menjadi penyelenggara Islamic Solidarity Games, tapi kemudian dipindahkan ke Sumatera Selatan padahal mahasiswa sudah direkrut menjadi "laison officer".
Kemudian hal yang paling utama, menurut dia adalah bahwa sepak takraw yang berasal dari Melayu. Tentu salah satunya adalah Riau dan hal ini dibuktikan dengan tidak diubahnya nama sepak takraw ke bahasa asing.
Kemudian terkait anggaran, dia mengatakan bahwa hal itu akan dibicarakan dengan lebih lanjut baik itu dengan kementerian, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau pun dengan Pemerintah Provinsi dan DPRD Riau. Diungkapkannya jika Riau tidak bisa, maka ini juga akan kembali dipindahkan ke Sumsel.
"Kalau sudah disambut baik Menpora artinya bisa dilaksanakan. Kalau Riau tidak bisa akan kembali lagi ke Sumsel. Tapi mengapa Sumsel bisa menyanggupi, kita tidak," ucapnya.
PSTI Riau, lanjutnya, saat ini sudah kembali menjadi yang terkuat. Hal ini dibuktikan ketika menjadi juara umum pada kejuaraan nasional Desember tahun lalu.
Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis mengatakan dalam satu kesempatan bahwa pihaknya tidak bisa memberikan anggaran untuk kegiatan nasional dan internasional. Dananya, kata dia, harus dari Pemerintah Provinsi Riau.
"Tapi masalahnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sudah disahkan," ungkapnya.***4***