75 persen PSK di Bali positif HIV
Selasa, 3 Februari 2015 13:34 WIB 1495
Denpasar, (Antara) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan sebanyak 75 persen pekerja seks komersial di Pulau Dewata positif terjangkit HIV.
"Data itu kami dapatkan berdasarkan hasil survei kami dan data dari beberapa sumber seperti Yayasan Kerti Praja dan LSM lainnya," ungkapnya, di Denpasar, Selasa.
Sedangkan jumlah PSK secara keseluruhan di Pulau Dewata diestimasikan berjumlah 6.000 orang.
Menurut dia, dari 75 persen PSK yang telah positif HIV itu, yang terbanyak tinggal di kawasan wisata Sanur, dan disusul kawasan Kuta untuk peringkat kedua, dengan usia terbanyak pada kisaran 19-39 tahun.
"Oleh karena itu, masyarakat kami harapkan jangan melakukan seks yang berisiko, apalagi dengan orang-orang yang berisiko tertular itu, kalau tidak mau tertular," ujar Suarjaya.
Untuk mencegah meluasnya penularan HIV/AIDS, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan, promosi kesehatan dan bahkan pengobatan.
Pencegahan dilakukan dengan peningkatan pengetahuan yang komprehensif kepada masyarakat mulai dari generasi muda lewat Kader Desa Peduli AIDS (KDPA), Kader Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) dan Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS (KMPA).
Sedangkan untuk upaya pengobatan, tambah Suarjaya sudah diterapkan pemberian ARV pada mereka yang positif HIV sehingga bisa ditekan penularannya. Selain itu, sekarang di semua puskesmas sudah diprogramkan semua ibu hamil wajib untuk periksa VCT.
Kalau ternyata positif, lalu diberikan terapi ARV untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.
"Kasus baru sekarang itu sudah sangat jauh berkurang dan kami juga berusaha memecah fenomena gunung es kasus HIV/AIDS yang sebelumnya diestimasikan ada 26 ribu kasus," tuturnya.
Suarjaya tidak memungkiri keberhasilan program pencegahan penularan HIV/AIDS tidak bisa dilihat seketika, tetapi paling tidak terlihat pada tiga tahun berikutnya.
"Strategi yang dilakukan tiga tahun lalu sekarang sudah menunjukkan hasil dengan turunnya kasus baru. Dari survei kami sebelumnya paling tidak ada 20-22 persen kasus baru, sekarang turun menjadi 16 persen," ucapnya.