Bengkulu (Antara-IPKB) - Tenaga bidan berperan penting dalam meningkatkan kualitas program KB dengan melalui sosialisasi untuk dapat mengkonversi metode penggunaan kontrasepsi. Peran bidan dalam keberhasilan program keluarga berencana (KB) sangat potensial. "Bidan ada di garis terdepan pelayanan KB,"
Demikian itu disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiopnal (BKKBN) Provinsi Bengkulu Maryana ketika membuka Sosialisasi MKJP Era JKN di ruang Balatbang BKKBN Bengkulu baru ini.
Ia mengatakan, beralihnya penggunaan dari kontrasepsi jangka pendek ke-metode jangka panjang selain meningkatkan kualitas program juga bertujuan menekan kegagalan KB dalam mengatur jarak kehamilan.
Untuk mencapai hal tersebut amat ditentukan atas dukungan para bidan dalam mendorong keberhasilan KB. Ada bidan ada KB, dan bidan itu ada di garis terdepan pelayanan KB," kata Maryana.
Dukungan bidan terhadap pelaksanaan program KB telah dibuktikan dengan keberhasilan dalam melayani pserta di sejumlah daerah baik klinik pemerintah maupun swasta di Bengkulu.
Secara nasional, tambah Maryana, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) secara umum pelayanan KB yang bersumber dari pelayanan swasta mengalami peningkatan dari 62,5 persen (SDKI 2002-2003) menjadi 69 persen (2007).
Peningkatan pelayanan KB di swasta lebih banyak dilakukan di perawat/bidan dari 25,7 persen (2002-2003) menjadi 28,8 persen (2007).
Walaupun demikian, hasil SDKI 2012 memperlihatkan capaian program KB belum mengembirakan terlihat dari antara lain angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) yang masih di angka 2,6 sejak tahun 2002 hingga saat ini.
Menurut Maryana, data-data itu menunjukkan KB amat ditentukan pelayanan, di mana bidan adalah garis terdepannya program KB.
Ia menambahka, keberhasilan bidan dalam melaksanakan KB di Bengkulu terlihat dari hasil survei yang sama pada 2012 kelahiran total di daerah ini mencapai 2,2. Angka tersebut menempatkan Bengkulu berada peringkat dua nasional setelah Jogyakarta, pungkas Maryana. (dl)