Bom tandan berpotensi tambah kesengsaraan dalam konflik Rusia-Ukraina
Senin, 10 Juli 2023 9:10 WIB 6836
Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles pada Sabtu (8/6) mengatakan bahwa bom tandan tidak boleh dikirim untuk membantu Ukraina.
"Spanyol, berdasarkan komitmen tegas kami dengan Ukraina, juga memiliki komitmen tegas bahwa senjata dan bom tertentu tidak dapat dikirim dalam keadaan apa pun," kata Margarita Robles kepada wartawan dalam sebuah kampanye di Madrid menjelang pemilu nasional pada 23 Juli.
Robles mengatakan keputusan untuk mengirimkan bom tandan adalah keputusan yang diambil Pemerintah AS, bukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di mana Spanyol menjadi anggotanya.
Begitu juga dengan sejumlah negara sekutu lainnya, misalnya Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang menyatakan Jerman menolak mengirim amunisi tandan kepada Ukraina, dan pemerintah Kanada yang menegaskan komitmennya untuk melarang penggunaan amunisi tandan.
"Kami tidak mendukung penggunaan amunisi tandan dan kami berkomitmen untuk menghentikan dampak amunisi tandan terhadap warga sipil, khususnya anak-anak," kata pemerintahan Kanada dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Sabtu (8/6).
Baca juga: NATO: Perang ilegal Putin di Ukraina picu perpecahan di Rusia
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyatakan bahwa meski pihaknya terus mendukung Ukraina melawan invasi ilegal yang dilakukan Rusia, tetapi pihaknya merupakan bagian dari konvensi yang melarang penggunaan amunisi tandan.
Presiden AS Joe Biden sendiri, ketika ditanya wartawan mengapa AS memasok amunisi tandan saat ini, mengatakan kepada wartawan bahwa hal itu karena upaya untuk bertahan melawan Rusia telah "kehabisan amunisi".
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa serangan balasan Ukraina melawan pasukan Rusia berjalan lebih lambat dari yang diharapkan tetapi masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai peluang Kiev dalam meraih kemenangan, berdasarkan informasi dari pejabat senior Pentagon.
Colin Kahl, penasihat kebijakan utama Pentagon (sebutan bagi Departemen Pertahanan AS), seperti dikutip Reuters, berpendapat bahwa Rusia ternyata berhasil dalam memperkuat pertahanan dalam menghadapi serangan balasan Ukraina.
Namun, dia menyatakan keyakinannya bahwa Kiev sedang melakukan yang terbaik dalam pertarungan yang sulit ini. Pasukan Ukraina disebut sedang menjajaki garis pertahanan Rusia untuk mencari titik lemahnya.
Kahl juga menyatakan bahwa pasokan amunisi tandan dimaksudkan untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki artileri yang cukup untuk menjaga serangan balasan yang sedang dilancarkan saat ini, yang dinilai berjalan sedikit lebih lambat dari yang diharapkan.
Pasokan amunisi bom tandan dari AS ke Ukraina memang akan sangat memperkuat persenjataan yang saat ini dimiliki Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Namun, bila tidak berhati-hati dalam penggunaannya, dampak dari bom tandan akan berpotensi menambah kesengsaraan bagi para warga sipil yang terjebak di antara dua pihak yang sedang bertikai, bak ungkapan "gajah bertarung lawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah".