Membentuk karakter manusia sadar sampah
Selasa, 11 Juli 2023 16:25 WIB 994
Untuk mengatasinya, baru-baru ini Wali Kota Eri Cahyadi menyiapkan skema khusus. Pemerintah Kota Surabaya membentuk skema menghubungkan antara "bank sampah" tingkat kelurahan hingga kota, sebagai upaya memaksimalkan potensi nilai ekonomi dari sampah nonorganik.
Lahannya, di tingkat kota, di kantor dinas lingkungan hidup (DLH). Sampah yang didapatkan dari bank sampah tingkat kelurahan akan dibeli oleh "bank sampah induk". Jadi, ada sirkulasi ekonomi karena sampah menghasilkan ekonomi yang besar.
Gambaran awal operasionalnya, "bank sampah induk" akan membeli sampah yang terkumpul dari fasilitas di tingkat kelurahan, seperti botol, gelas, kantong plastik, dan bungkus produk kemasan sasetan. Sampah-sampah yang sudah terkumpul kemudian dicatat.
Sementara itu, di Kabupaten Sidoarjo kini sudah ada "Kampung Edukasi Sampah", tepatnya di RT 23, RW 07 Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo.
Inisiatornya adalah Edi Priyanto, pegiat lingkungan, yang kesehariannya adalah salah seorang pejabat di salah satu BUMN besar di Indonesia.
Diawali sekitar tahun 2017, ia pertama mengajak generasi muda setempat agar sampah yang diambil dari kampung tersebut bisa ditekan atau mendekati nol. Ajakan tidak sekadar mengajak, namun juga dilakukannya dengan menyiapkan rumah daur ulang yang digunakan sebagai ruang kreativitas dan keterampilan pembuatan kerajinan dari barang bekas dan daur ulang.
Disiapkannya juga rumah kompos untuk menempatkan hasil kompos, baik kompos padat organik hasil pengolahan pada komposter tong takakura dan aerob, serta kompos cair organik yang berasal dari pengolahan sampah basah juga disajikan produk-produk minuman herbal hasil olahan tanaman obat keluarga.
Baca juga: WALHI ingatkan daur ulang saja tak cukup atasi masalah sampah plastik
Di Kota Kediri, Ketua Dewan Penasihat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengajak seluruh anggotanya menjadi motor penggerak sekaligus ikut mengampanyekan untuk mengurangi produksi sampah.
Suaminya, yang juga Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, sudah menegaskan komitmen pemkot mengurangi sampah. Di "Kota Tahu" itu, sampah yang masuk di TPA setiap harinya sebanyak 140 ton.
Wali kota yang akrab disapa Mas Abu itu membuat surat untuk pusat-pusat perbelanjaan agar tidak menggunakan tas plastik.
Tapi, semua itu akan menjadi percuma jika langkah dari para pemangku kepentingan untuk memerangi sampah tidak diikuti kepatuhan serta kesadaran kita.
Pemerintah tidak boleh kalah. Imbauan, larangan, aturan, dan hukuman yang sudah diberlakukan harus dijalankan, kalau perlu lebih tegas sanksinya. Jangan menyerah dengan keadaan yang setiap harinya terulang. Sampah lagi, sampah lagi.
Apalagi, dalam Agama Islam disebutkan dan dikenal dengan "maqolah" atau ungkapan bijak "Annadhofatu minal iman", yang artinya kebersihan itu sebagian dari iman.
Masyarakat, termasuk kita, juga harus selalu ingat dan jangan lelah untuk menyadarinya. Mari dukung daerah kita menjadi bersih, dan dimulai dari hal sepele, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Pemerintah, dari semua tingkatan, tidak pernah lelah berupaya dan memberikan contoh agar wilayahnya bersih. Saatnya masyarakat ikut ambil bagian dan ikut bergerak.