Nina mengatakan, anemia yang tidak ditangani akan berdampak pada aspek sosial emosi pada masalah yang lebih besar yaitu perundungan dari teman sekolahnya dan masalah kesehatan kejiwaan. Ia mengatakan hal ini bisa terjadi pada anak di jenjang sekolah SD sampai SMA.
Anak yang anemia akan memengaruhi produksi hormon dopamin yang menyebabkan anak mempunyai masalah emosi yang cenderung negatif. Akibatnya, anak sulit bergaul sehingga dikucilkan oleh teman sebayanya serta dirundung karena dianggap lemah dan tidak tahu apa-apa.
Dari perundungan ini, anak akan merasa selalu buruk dan gagal sehingga bisa muncul bibit masalah kejiwaan seperti kecemasan atau anxiety dan berujung depresi.
Baca juga: Hindari susu saat konsumsi tablet tambah darah
“Masuk sekolah deg-degan khawatir akan dirundung, bisa juga mengalami bibit depresi yaitu kondisi kejiwaan saat murung. Anak diasingkan karena ngga asik diajak ngobrol kemudian anak jadi sedih itu bisa jadi depresi,” ungkap psikolog di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) ini.
Nina mengatakan, anemia pada anak bisa dicegah selama orang tua memastikan memenuhi asupan nutrisi anak dan melakukan stimulasi yang dibutuhkan anak.
Ciptakan suasana hangat dan hubungan yang baik dengan anak dengan melakukan kegiatan bersama seperti bermain agar mengoptimalkan semua aspek tumbuh kembangnya. Melalui kedekatan dengan orang tua, anak akan mempunyai kualitas emosi sosial yang optimal serta anak menjadi ceria dan mempunyai emosi positif.
“Ini sangat bisa dicegah, maka penting sekali skrining dan pastikan stimulasi baik, nutrisi baik dan hubungan baik dengan anak sehingga bully dan masalah kesehatan jiwa tidak terjadi,” harap Nina.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Anemia tidak hanya berdampak secara fisik tapi juga psikologis anak
Kamis, 31 Agustus 2023 17:02 WIB 1033