"Kami menunggu dahulu, kami setuju sekali teknologi tersebut diterapkan. Tetapi saat ini sedang dikaji karena memerlukan beberapa penyesuaian," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu Riduan di Kota Bengkulu, Selasa.
Jika pembahasan tersebut selesai, kata dia, maka teknologi pengelolaan sampah dan air dari SGP dapat diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang saat ini kan penuh dalam waktu satu atau dua tahun lagi.
Program tersebut, kata Riduan, bakal mengatasi permasalahan sampah di Kota Bengkulu dan memberi nilai ekonomi baru bagi masyarakat.
"Sampah kita per hari di angka 400 ton dan ini memerlukan penanganan yang cepat, agar sampah yang dihasilkan dapat diolah ke sesuatu yang bernilai ekonomi," ujarnya.
Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah menyiapkan beberapa hal, salah satunya menyediakan lahan seluas empat hektare dan mudah-mudahan pada 2024 program tersebut dapat diterapkan di Kota Bengkulu.
Selanjutnya untuk teknologi yang ditawarkan untuk pengelolaan air dapat menekan biaya produksi air bersih. "Teknologi tersebut bernama Water Kiosk, teknologi produksi air bersih yang canggih. Saya contohkan, dapat menyaring dan memproses 100 persen air yang masuk, dengan hasil 40 persen dapat diminum secara langsung dan 60 persen berupa air bersih," terang Direktur Tirta Hidayah Kota Bengkulu Samsu Bahari menambahkan.
Penerapan teknologi tersebut, menurutnya, dapat meningkatkan produksi air bersih di Kota Bengkulu dengan minimal air yang terbuang.
Sementara itu President/CO-Founder Swiss Green Projects, Bajoe Wibowo, menjelaskan bahwa permasalahan sampah dan air merupakan hal yang saling melengkapi, mengingat saat terjadi hujan, air hujan di tumpukan sampah bakal mencemari sumber-sumber air.
Ia berharap penerapan teknologi tersebut dapat dilakukan secepatnya karena program tersebut berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran di Kota Bengkulu.
"Kami menunggu dari pihak pemkot, harapan kita bisa berbuat lebih untuk Indonesia, khususnya di Kota Bengkulu, karena lingkungan dan kesinambungan alam harus tetap terjadi," sebutnya.