Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan China meluncurkan pusat pengembangan profesional berkelanjutan Chinese Society of Engineers (CSE) di Asia Tenggara yang merupakan kolaborasi antara CSE, Tsinghua University, dan berbagai entitas China, dengan dukungan dari China Association of Science and Technology (CAST) guna memperkuat pertukaran teknologi di bidang teknik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir dalam peluncuran di Bali, Jumat (24/11), menyoroti pentingnya kemitraan ini, terutama dalam memajukan sektor teknik, pendidikan, dan pengembangan bakat di kawasan Asia Tenggara. Dengan populasi sekitar 273 juta dan bonus demografi, Indonesia diakui sebagai pemain kunci dalam pembangunan.
“Kolaborasi ini diharapkan memperkuat pertukaran pengetahuan dan teknologi di bidang teknik, mendukung visi Presiden Jokowi untuk pembangunan infrastruktur yang luas, dan menciptakan lapangan kerja bagi insinyur berbakat,” ujar Erick dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Erick menuturkan, sebagai pemimpin teknik global, China telah menjadi mitra utama Indonesia dalam sejumlah proyek infrastruktur yang inovatif. Pencapaian terbaru mencakup peluncuran kereta cepat Jakarta-Bandung, yang tidak hanya mendukung pertukaran pengetahuan dan teknologi di bidang teknik, tetapi juga membuka pintu untuk kerjasama lebih lanjut di sektor energi terbarukan dan ekosistem kendaraan listrik.
“Kemitraan ini dapat menjadi kunci untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat teknologi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara. Harapannya, kolaborasi ini akan memperkuat hubungan antara insinyur lokal dan internasional, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan bersama yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Erick melanjutkan, kemitraan diarahkan untuk dapat memberikan manfaat bersama antara Indonesia dan China, dengan fokus pada peningkatan output bidang teknik Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Komitmen ini sejalan dengan upaya mendukung pengembangan infrastruktur yang luas, menegaskan kebutuhan akan kehadiran insinyur yang sangat terampil.
“Harapan tertuju pada Tsinghua Southeast Asia Center dan United in Diversity (UID) Foundation. Keduanya diharapkan akan menjadi pendorong dalam memajukan inisiatif pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Mereka juga diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mendukung visi Indonesia untuk memperkuat rekayasa, inovasi teknologi, dan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan strategi investasi nasional,” ungkapnya.
Erick pun mendorong semua peserta dan pemangku kepentingan untuk lebih aktif menjajaki kerja sama.
“Kelangsungan Pusat Pengembangan Berkelanjutan CSE ini akan membawa dampak positif yang besar pada perkembangan teknik dan teknologi di kawasan Asia Tenggara. Manfaat dari kemitraan ini tidak hanya akan dirasakan oleh Indonesia dan China, melainkan juga akan memberikan kontribusi yang substansial untuk masa depan regional yang lebih luas,” kata Erick.