Berlin (ANTARA) - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Selasa menuduh pemerintahan Netanyahu mengabaikan peringatan oleh Dinas Rahasia mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober.
"Banyak kegagalan pada negara kami sebelum serangan Hamas. Kami harus menyelidiki tepatnya bagaimana hal ini dapat terjadi," kata Lapid yang juga mantan perdana menteri dan pemimpin partai berhaluan tengah.
"Dua minggu sebelum serangan Hamas, Saya menerima informasi dari dinas rahasia Israel bahwa kekerasan akan segera terjadi di Gaza dan Tepi Barat. Saya telah memberi peringatan mengenai ini dalam konferensi pers, yang sayangnya tidak ada yang mau mendengar," sebut Lapid.
Baca juga: Erdogan peringatkan AS soal tanggung jawab hentikan Israel di Gaza
Lapid yang sedang mengunjungi Jerman, membuat pernyataan tersebut dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar terlaris di negara itu, Bild.
Politikus berpengalaman itu mengulang kritiknya terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mitra politik sayap kanannya serta menggarisbawahi perlunya perubahan politik pada negaranya.
"Ya, itu benar, Saya menuntut melalui media Israel bahwa sebaiknya Netanyahu mengundurkan diri dan memulai pergantian pemerintahan secara tertib. Sebenarnya sehari setelah serangan Hamas. Bencana itu terjadi pada masa jabatannya dan itu kesalahannya,” ujarnya.
Baca juga: AS prihatin atas pembunuhan ibu dan anak oleh Israel di gereja Gaza
Namun Lapid, yang merupakan ketua partai Yesh Atid, menyalahkan Hamas atas terjadinya perang, menuduh kelompok itu menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia,dan berpendapat bahwa operasi militer Israel harus dilanjutkan sampai Hamas hancur.
“Keputusan untuk melancarkan serangan darat adalah tepat. Kita harus mempertahankan diri. Jerman pasti akan melakukan hal yang sama jika teroris melakukan pembantaian di Munich, misalnya,” ujar dia.
Politisi Israel itu juga mendukung saran agar badan keamanan negaranya melakukan operasi yang ditargetkan untuk membunuh para pemimpin Hamas di seluruh dunia.
Dia tidak mengesampingkan negosiasi dengan Hamas, tapi menolak memberikan rincian mengenai kemungkinan kondisi atau tuntutan Israel.
Baca juga: Inggris, Jerman tolak seruan gencatan senjata di Gaza
"Kita harus memberikan penawaran pada teroris tersebut di titik tertentu. tapi saya tidak akan membahasnya secara terbuka apa yang mungkin terjadi," sebut Lapid.
Mengenai skenario pascaperang, Lapid mengatakan mereka tidak berniat menduduki Gaza setelah perang, dan mungkin ada berbagai pilihan yang menurutnya harus menjamin keamanan Israel.
“Saya pikir Palestina harus mengurus Gaza sendiri, bekerja sama dengan Amerika atau organisasi internasional,” katanya.
“Tetapi Israel harus bisa melakukan intervensi militer di Gaza kapan saja di masa depan. Sama seperti di Tepi Barat saat ini. Kita harus menjamin keamanan kita dan mencegah kebangkitan Hamas,” tambahnya.
Sumber: Anadolu
Oposisi Israel tuduh Netanyahu abaikan peringatan dinas rahasia
Selasa, 19 Desember 2023 23:00 WIB 831