Jakarta (ANTARA) - Diplomasi Indonesia terus meningkatkan kontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, termasuk dengan menjaga relevansi dan sentralitas ASEAN selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kontribusi dan pengaruh diplomasi Indonesia semakin diakui dunia, terutama dengan keberhasilan keketuaan Indonesia menavigasi ASEAN di tengah rivalitas geopolitik di kawasan tahun lalu.
“Dalam 10 tahun terakhir, rekam jejak diplomasi Indonesia dirasakan di kawasan dan dunia. Kepemimpinan Indonesia juga diakui dunia, termasuk dalam menavigasi ASEAN selama keketuaan Indonesia,” ujar Retno ketika menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung, pada Senin (8/1).
Pandangan itu, kata dia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di kawasan dan global, bukan hanya sebagai penonton.
Dalam hal menjaga relevansi dan sentralitas ASEAN, Retno memaparkan bahwa Indonesia selama masa keketuannya telah bekerja membangun arsitektur Indo-Pasifik yang inklusif dan mengedepankan paradigma kolaborasi serta hukum internasional.
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia telah memprakarsai konsep Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific/AOIP) pada 2019.
AOIP menjadi rujukan utama dalam mendorong kerja sama konkret dan inklusif di tengah peningkatan rivalitas geopolitik kawasan.
“Negara mitra ASEAN mendukung outlook tersebut dan bahkan siap mendukung kerja sama konkret implementasi AOIP,” ujar Retno.
Keketuaan Indonesia di ASEAN juga berhasil membangun visi jangka panjang ASEAN 2045 melalui pembentukan ASEAN Concord IV.
Selain itu, keketuaan Indonesia juga berupaya memperkokoh ketahanan kawasan untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi atau epicentrum of growth.
Selama keketuaan Indonesia, penguatan kerja sama antar organisasi di kawasan juga diperkuat, antara lain melalui kerja sama antara Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat IORA-- organisasi regional negara-negara di wilayah Samudera Hindia.
Menlu Retno mengatakan bahwa kerja sama ini memiliki arti penting untuk menjadikan kawasan Samudera Hindia sebagai bagian strategis di kawasan Indo-Pasifik.