Bengkulu (Antara) - Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu menyebutkan ada 10 titik api atau hotspot di wilayah itu namun tidak menimbulkan kabut asap.
"Pantauan selama Agustus 2015 ada titik api tapi tidak signifikan menimbulkan asap," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Risman Sipayung di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan pemantauan titik api tersebut bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggunakan Satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA).
Sebagian besar titip api di wilayah Provinsi Bengkulu menurutnya adalah aktivitas petani yang membakar semak-semak di kebun mereka.
Namun, kegiatan tersebut tidak tergolong membahayakan atau menimbulkan kabut asap seperti di provinsi lainnnya, terutama Jambi, Sumatera Selatan dan Pekanbaru.
"Masih tergolong aman dan tidak mengkhawatirkan seperti daerah tetangga," ujarnya.
Risman menambahkan bahwa asap yang masuk ke wilayah Provinsi Bengkulu dapat dipastikan berasal dari provinsi lain, terutama Jambi dan Sumatera Selatan.
Asap kiriman tersebut menurut dia terbawa angin yang bertiup dari wilayah Timur Sumatera.
Meski demikian, Risman mengimbau petani tidak menggunakan cara bakar untuk membersihkan lahan mereka.
"Karena saat ini musim kering, sedikit saja percikan api bisa menyebar ke lahan dan hutan," ujarnya.
Sementara Koordinator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Bengkulu, Nurkholis Sastro mengatakan ada dua titik kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Lebong yang tidak ditanggulangi pemerintah daerah.
"Kebetulan kami melintas di lokasi itu, ada dua titik kebakaran hutan yang tidak ditanggulangi pihak terkait," katanya.
Ia memperkirakan lokasi kebakaran berada di kawasan hutan lindung dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Lebong.***4***