Nenek disabilitas netra berhaji setelah 14 tahun menanti
Jumat, 17 Mei 2024 15:51 WIB 1437
Lansia dan disabilitas
Direktur Bina Haji pada Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Arsad Hidayat mengajak jamaah calon haji 1445 H/2024 M untuk memiliki kepedulian sosial, khususnya kepada jamaah lanjut usia (lansia) dan yang berstatus disabilitas.
Tahun ini, Pemerintah Republik Indonesia memberangkatkan 241.000 calon haji. Dari jumlah itu, sekitar 45.000 merupakan orang lansia. Maka dari itu, Kementerian Agama masih mengusung tema Haji Ramah Lansia untuk pemberangkatan haji Tahun 2024 ini.
Salah satu kunci kemabruran haji itu adalah peduli kepada sesama. Mabrur juga berarti adalah mereka yang memiliki kepedulian sosial.
Bagi Arsad, kemabruran haji seseorang bukan hanya cukup dengan shalat jamaah di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, atau prosesi ibadah lainnya. Ciri mabrur, salah satunya peduli kepada sesama.
Fasilitas
Kementerian Agama menyiapkan 20 bus salawat, kendaraan yang ramah lansia dan disabilitas pada penyelenggaraan haji tahun ini. Bus ini disiapkan di Kota Mekkah, saat jamaah memulai melaksanakan rukun haji.
Untuk memudahkan jamaah naik, dek bus ini bisa diturunkan. Selain itu, pintu bus juga dilengkapi dek yang bisa dilewati kursi roda.
Bus salawat produksi tertua adalah tahun 2019. Banyak juga yang diproduksi pada 2022 dan 2023. Ada dua tipe, yaitu city bus dan bus ramah disabilitas atau kaum lansia.
Untuk city bus, kapasitas mencapai 70 orang (duduk dan berdiri). Sementara bus disabilitas dan lansia, ada 18 kursi yang tersedia. Pada bagian tengah bus, ada ruang untuk meletakkan kursi roda dari jamaah.
Setiap bus dilengkapi dengan pendingin udara, pemecah kaca, P3K, Apar, GPS, ban cadangan, tombol pintu darurat, dan lainnya.
Bus salawat akan melayani jamaah dari hotel ke Masjidil Haram selama 24 jam. Ada 22 rute yang disiapkan untuk antar dan jemput jamaah yang tinggal di lima wilayah, yaitu Syisyah, Raudhah, Misfalah, Jarwal, dan Rei Bakhsy.
Sebagai ikhtiar, Kemenag juga menginisiasi sejumlah program ramah lansia sejak dalam negeri.
Program-program tersebut, seperti bimbingan manasik dengan mengedepankan rukhshah (keringanan), seremoni yang singkat (maksimal 30 menit dan 2 sambutan), layanan prioritas di asrama haji dalam bentuk makan dengan menu khusus dan penempatan kamar di lantai bawah.
Sementara saat di Tanah Suci, khususnya di Madinah, jamaah lansia dan disabilitas diberi perlakuan khusus. Mereka yang ingin beribadah di Masjid Nabawi difasilitasi dengan kursi roda.
Pemerintah Indonesia ingin kebahagiaan dan kenyamanan melaksanakan ibadah jamaah haji dapat dirasakan oleh semua orang, tanpa terkecuali.