"Untuk pemadanan NIK ke NPWP di tiga wilayah Provinsi Bengkulu mencapai 475.107 orang dari total 553.284 wajib pajak," kata Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bengkulu Satu Nanik Triwahyuningsih saat di konfirmasi di Bengkulu, Senin.
Baca juga: KPP Pratama Curup padankan 87.273 data NIK-NPWP wajib pajak
Baca juga: Kemenkeu: Pemadanan NPWP ke NIK di Bengkulu capai 85 persen
Sebanyak 475.107 wajib pajak tersebut terdiri dari tiga kantor perwakilan pajak di wilayah Bengkulu seperti KPP Pratama Curup sebanyak 87.539 atau 86,47 persen dari total wajib pajak 101.242 orang.
Kantor KPP Pratama Bengkulu Dua sebanyak 205.360 orang atau 86,17 persen dari total 238.316 wajib pajak dan KPP Pratama Bengkulu Satu yaitu 182.208 orang atau 85,25 persen dengan total 213.726 wajib pajak.
Nanik menyebutkan bahwa pemadanan NIK ke NPWP mempermudah wajib pajak di wilayah Bengkulu dalam mengurus administrasi perpajakan dan lainnya hanya dengan menggunakan NIK.
Sebab, pemadanan tersebut merupakan salah satu tindak lanjut pemerintah untuk mengubah format NPWP wajib pajak orang pribadi menjadi NIK yang terdiri dari 16 angka.
Kemudian, penggunaan NIK sebagai NPWP merupakan wujud komitmen DJP sebagai bagian reformasi perpajakan untuk memberikan kemudahan layanan pajak kepada masyarakat.
Baca juga: 199.716 wajib pajak di Bengkulu telah padankan NIK ke NPWP
Baca juga: 188.407 wajib pajak di Bengkulu telah lakukan validasi NIK ke NPWP
Baca juga: 199.716 wajib pajak di Bengkulu telah padankan NIK ke NPWP
Baca juga: 188.407 wajib pajak di Bengkulu telah lakukan validasi NIK ke NPWP
Lanjut Nanik, penggunaan NIK sebagai NPWP mulai digunakan pada 14 Juli 2024 untuk wajib pajak orang pribadi, wajib pajak orang pribadi non penduduk, wajib pajak badan dan wajib pajak instansi pemerintah.
Selain itu, sejak 1 Juli 2024 pengguna NIK ke NPWP dapat mengakses layanan administrasi seperti pendaftaran wajib pajak, akun profil wajib pajak pada DJP daring, informasi konfirmasi situs status wajib pajak (info KSWP).
Kemudian layanan penerbitan bukti potong dan pelaporan SPT masa PPh pasal 21/26 (e-Bupot 21/26), penerbitan bukti potong dan pelaporan SPT masa PPh unifikasi (e-Bupot unifikasi) dan SPT masa PPh unifikasi instansi pemerintah (e-Bupot instansi pemerintah) serta pengajuan keberatan (e-Objection).