"Untuk pembuatan kolam retensi, ada tiga kolam retensi yang akan dibangun, 2 kolam retensi saat ini progesnya sedang dibebaskan, mudah-mudahan di tahun ini selesai, jadi 2025 nanti akan kami lakukan pembangunan," kata Kepala BWS Sumatera VII, Media Ramadhan, di Bengkulu, Kamis.
Dia menyatakan pembangunan kolam retensi merupakan satu dari tiga rencana strategis Balai Wilayah Sungai Sumatera VII dalam menanggulangi banjir di Kota Bengkulu. Selain pembangunan kolam retensi, BWS juga punya rencana strategis yakni mendukung pemeliharaan normalisasi pengerukan sungai dan pembuatan tanggul.
"Semuanya dalam rangka mereduksi banjir Sungai Bengkulu sebesar kurang lebih 45 persen. Kami juga memiliki peluang untuk mendukung pemeliharaan kebersihan sepanjang bibir pantai," kata dia lagi.
Sebelumnya, Dinas PUPR Provinsi Bengkulu mengatakan saat ini tim pembebasan lahan diupayakan dan dipimpin Balai Wilayah Sungai Sumatera VII.
"Kami tetap dilibatkan, untuk satu titik pertama anggaran pembebasan dari Balai Sungai, tidak dibebankan dari APBD," kata Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Tejo Suroso.
Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana membangun kolam retensi sebagai upaya penanganan banjir di Kota Bengkulu. Rencana tersebut dituangkan dalam Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor B. 361.B1 Tahun 2023.
Pembangunan pengendali banjir Bengkulu itu membutuhkan lahan kurang lebih seluas 114.720 meter persegi yang akan dibangun di 2 kecamatan, yaitu di Kecamatan Ratu Agung dan Kecamatan Sungai Serut.
Secara rinci, wilayah pembangunan direncanakan di 4 kelurahan, yaitu di Kelurahan Sawah Lebar Baru seluas 23.701 meter persegi, Kelurahan Tanjung Jaya seluas 37.200 meter persegi, Kelurahan Tanjung Agung seluas 40.828 meter persegi dan di Kelurahan Sukamerindu seluas 12.991 meter persegi.
Dengan adanya kolam retensi tersebut diharapkan memberikan dampak positif pada masyarakat baik terkait penanganan banjir maupun peningkatan perekonomian masyarakat.