"Ritme Indonesia sangat tinggi, sudah berbeda sejak menit pertama. Saya pikir itu akan jadi laga yang ketat, tetapi kami gagal menangani situasi itu," kata pelatih yang akrab disapa Coco setelah pertandingan di Stadion GBT Surabaya, Rabu malam.
Hal tersebut dikarenakan, dirinya tidak mempunyai data seluruh pemain Filipina yang akan direkrut untuk mengikuti ajang yang diikuti oleh 12 negara tersebut.
"Bagi kami untuk membangun tim U-19, kami tidak punya data pemain dan melakukan scouting sejak awal di seluruh negeri. Ketika Indonesia bermain di Toulon, kami masih mencari pemain. Jadi itu sangat berbeda," ucapnya.
Menurut dia, Indonesia melakukan banyak pekerjaan bagus sejak bertahun-tahun lalu untuk perkembangan pemain muda, tidak hanya untuk ajang Piala AFF ini.
"Kami baru memulainya dan akan mencoba mengorganisir sistem kompetisi baru, sistem pengembangan baru untuk menghindari apa yang terjadi sekarang," tutur mantan asisten pelatih Persis Solo musim 2023/2024 itu.
Namun, pelatih berkebangsaan Spanyol itu yakin bahwa anak asuhnya bangga bisa bermain dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa saat melawan Indonesia.
"Ini pengalaman super untuk mereka. Tapi soal pertandingan tak ada yang bisa saya katakan karena mereka jauh lebih baik. Saya suka bagaimana Indonesia bermain," ujarnya.
Saat ini, kata Coco, timnya akan fokus memulihkan kondisi pemain agar dapat cepat beradaptasi dalam laga selanjutnya di babak penyisihan grup A.
"Kami harus melakukan recovery kepada pemain agar tidak ada cedera dengan melakukan massage karena mereka perlu adaptasi bermain di rumput alami dan saya pikir Indonesia banyak pemain di Liga 1 seperti Arkhan, Riski, mereka bermain rutin. Jadi dengan pengalaman itu mereka siap berkompetisi melawan tim yang lebih baik. Selamat atas kemenangan Indonesia," ujar Josep Ferre.