Perayaan HUT Bengkulu langkah awal promosi pariwisata

Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu menyebutkan bahwa rangkaian kegiatan perayaan peringatan hari ulang tahun (HUT) kota yang ke-297 menjadi langkah awal promosi pariwisata.

Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan di Bengkulu, Selasa, mengatakan, pariwisata daerah tidak mampu menarik minat turis jika tidak dikombinasikan dengan paket wisata yang unik.

"Makanya, pada HUT Kota Ini, kita gelar berbagaimacam kegiatan yang menarik minat wisatawan. Ini baru langkah awal, kedepan kegiatan ini akan kita perbaiki dan sempurnakan," kata dia.

Berbagaimacam kegiatan yang ditujukan untuk mempromosikan pariwisata Kota Bengkulu, diantaranya, kata wali kota, yakni karnaval seni dan budaya. Pada karnaval tersebut adat, kesenian dan budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia diperkenalkan.

Peserta karnaval menggunakan pakaian adat dari berbagai suku, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan kesenian tradisional di Indonesia.

"Tidak hanya kesenian di Indonesia, masyarakat Tionghoa yang ada di sini juga berpartisipasi dengan menampilkan beberapa tarian khas masyarakat Tiongkok," kata wali kota.

Selain karnaval, Pemerintah Kota Juga menggelar Festival Tempo Dulu, pada acara tersebut, sejumlah kesenian menjadi tren pada pasca kemerdekaan Negara Republik Indonesia sampai kesenian sekitar 1980 diperagakan.

"Musik tradisional asli Bengkulu memeriahkan Festival Tempo Dulu, begitu juga kebudayaan etnis lainnya," kata dia.

Tradisi adat istiadat lomba jambar nasi kunyit asli Bengkulu juga digelar dalam rangkaian hari ulang tahun yang ke 297 Kota Bengkulu.

Pawai sepeda ontel juga ikut menyemarakkan hari jadi kota. Sepeda ontel kata Helmi, merupakan salah satu kendaraan Presiden Soekarno saat diasingkan di Bengkulu.

Pemerintah Kota Bengkulu berharap kemasan kegiatan yang menarik mampu mempromosikan pariwisata kota. Apalagi menurut dia, sebagian besar destinasi wisata, merupakan wisata sejarah. Oleh karena itu, dirasa tepat kegiatan promosi wisata difokuskan pada kesenian dan kebudayaan tradisional asli Indonesia.

"Tentu kita tidak lupa membangun wisata daerah, kita berharap wisata menjadi tulang punggung perekonomian kedepannya," ujarnya. (adv)