Bengkulu (Antara-IPKB) - Menurunkan tingkat putus pakai kontrasepsi, dan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), menjadi salah satu alasan manajemen sebuah rumah sakit swasta di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu berikan pelayanan KB gratis bagi warga setempat.
Pelayanan KB bebas biaya itu diberikan kepada pasangan usia subur yang kurang mampu, sehingga tidak terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Pelayanan KB bebas biaya akan didapati warga di daerah itu melalui kebijakan manajemen secara permanen, kata Direktur RSIA Albara dr. Dodi Hendra, S.PoG kepada wartawan melalui telepon seluler di Bengkulu belum lama ini.
Kebijakan manajemen itu dimulai sejak diresmikannya Rumah Sakit Ibu dan Anak Albara pada awal Maret 2016 lalu. Masyarakat akan mendapati pelayanan KB gratis itu di klinik KB yang ada di rumas sakit ibu dan anak Albara.
Ia mengatakan, rumah sakit yang baru diresmikan itu memberikan pelayanan KB dengan beberapa metode kontrasepsi, kecuali vasektomi. Pemasangan kontrasepsi yang didapati antara lain kontrasepsi metode implant, IUD, MOW, suntik, pil.
Kebijakan dengan memberikan pelayanan bebas biaya itu, selain menurunkan angka putus pakai kontrasepsi juga mendekatkan akses program KB kepada masyarakat pasangan usia subur, ujarnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu Maryana menyambut baik kebijakan yang diambil manajemen RSIA Albara. Dan pihaknya akan terus mendukung sepenuhnya untuk peningkatan kualitas program KB di daerah itu.
Dengan langkah itu juga dapat mendukung upaya pengendalian kuantitas secara mendasar yang dituangkan dalam isu strategis dan indikator kinerja program KKBPK. Dengan menurunkan angka kelahiran total (TFR) meningkatkan pemakaian angka kontrasepsi (CPR), serta dapat meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), harapnya.
Ia menambahkanm, kesertaan ber-KB di Kabupaten Mukomuko dalam tern 2012-2014 mengalami penurunan. Pada 2012 dengan angka kesertaan mencapai 67,66 persen, dan pada tahun 2013 turun pada angka 67,39 sedangkan pada 2014 mengalami penurunan yang tajam hingga berada 60,33 persen. (rs)