"Dengan situasi ini, Bengkulu dalam posisi aman inflasinya di 2024 dengan berada di rentang target 2,5 persen plus minus 1 persen. Kalau dalam sisa beberapa bulan ke depan tetap bisa dijaga, target di 2 persen bisa terpenuhi," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Selasa.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menjadi situasi menggembirakan bagi Provinsi Bengkulu agar angka inflasi tidak membebani perekonomian Bengkulu.
Bengkulu pada September 2024 mengalami deflasi 0,28 persen atau inflasi minus 0,28 persen (mtm). Menurut dia pada Mei 2024, inflasi Bengkulu melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan angka sebesar 3,71 persen (yoy).
Lebih lanjut, memasuki Juni 2024, Bengkulu mengalami deflasi bulanan, sebesar minus 0,04 persen. Kondisi tersebut membawa inflasi Bengkulu sedikit mengalami penurunan pada level 3,64 persen, namun masih sedikit di atas tentang target nasional.
Beralih ke Juli 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi bulanan, kali ini cukup dalam berada pada level 0,7 persen. Deflasi itu langsung menarik angka inflasi Bengkulu turun ke dalam rentang target nasional, bahkan turun 1,33 persen, dan berada pada level 2,31 persen (yoy).
Berikutnya pada Agustus, provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu kembali mengalami deflasi 0,18 persen (mtm). Angka tersebut memang mendorong inflasi daerah ke level 2,34 persen (yoy}, tetapi angka tersebut masih berada dalam target nasional.
"Kali ini Bengkulu deflasi 0,28 persen, hal itu membuat inflasi Bengkulu pada September ini menjadi sebesar 1,48 persen (yoy)," ujarnya.
Win Rizal mengatakan kelompok makanan minuman menjadi penyumbang terbesar deflasi Bengkulu pada September 2024 sebesar 0,95 poin.
Untuk komoditas, cabai merah, BBM, tomat cabai rawit dan ayam ras menjadi penyumbang deflasi September 2024.
Untuk komoditas, cabai merah, BBM, tomat cabai rawit dan ayam ras menjadi penyumbang deflasi September 2024.