Palu (Antara) - Pelaksanaan PON XIX di Jawa Barat, September 2016, dinilai banyak terjadi kecurangan yang dilakukan panita, wasit dan juri sehingga merugikan atlet dari berbagai daerah termasuk Sulawesi Tengah.
"PON kali ini merupakan yang paling buruk," kata Humas KONI Sulteng Edison Ardiles melalui telepon dari Bandung, Kamis.
Menpora, kata Edison, sudah berjanji akan melakukan evaluasi karena PON XIX penuh dengan aksi protes dari para kontingen.
Karena itu, pelaksana PON kali ini perlu dievaluasi agar tidak lagi terjadi pada PON-PON berikutnya.
Edison mengakui bahwa PON di Jabar kali ini memang banyak merugikan atlet dari berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Sulteng banyak dirugikan.
Atlet Sulteng yang seharusnya mendapat medali emas, tetapi karena ada kecurangan akhirnya hanya mendapat medali perak.
Menurut dia, semua atlet Sulteng yang hanya meraih medali perak baik dari cabang pencak silat, kempo, karate dan binaraga seharusnya jika panitia, wasit dan juri yang memimpin pertandingan berlaku jujur, maka atlet Sulteng dipastikan meraih medali emas.
"Ya kalau saya prediksikan Sulteng bisa meraih paling sedikit tiga emas," katanya.
Atlet Sulteng rata-rata gagal menyumbangkan medali emas hanya karena dicurangi.
Karena itu, Edison mendukung sepenuhnya langkah Menpora untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan PON XIX di Jabar karena memang penuh dengan aksi protes akibat kecurangan.
Sebagai contoh bentuk dari aksi porotes, atlet judo dari DKI Jakarta mengundurkan diri dari pertandingan.
"Itu karena kekeewaan atas dugaan kecurangan," kata Edison yang juga wartawan olahraga salah satu majalah olahraga terbitan Jakarta itu. ***4***